Gardaasakota.com.-Setelah diusulkan sejak tahun 2012, pada tanggal 10 November 2025, Sultan Muhammad Salahuddin, Sultan ke-13 Bima, akhirnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025.
Penetapan 10 Pahlawan Nasional dituangkan ke dalam Keputusan Presiden (Kepres) RI No.116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Sultan Muhammad Salahuddin berada di urutan ke7 dari 10 penerima gelar pahlawan tersebut.
Selain nama Sultan Muhammad Salahuddin, nama-nama penerima gelar sbb:
- Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (Presiden IV RI, Jawa Timur).
- Jenderal Besar TNI Soeharto (Presiden II RI, Jawa Tengah)
- Marsinah, (tokoh buruh Jawa Timur)
- Mochtar Kusumaatmadja (mantan Menteri Luar Negeri, Jawa Barat)
- Hajjah Rahma El Yunusiyyah (Tokoh pendidikan, Sumatera Barat).
- Jenderal TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD, Jawa Tengah).
- Syaikhona Muhammad Kholil (Tokoh pakar fiqih, tata bahasa Arabmm tasauf, dan hafizul Quran, Jawa Timur).
- Tuan Rondahaim Saragih (, Raja XIV Simalungun, berjuang mempertahankan wilayah Indonesia dari penjajahan, Sumatera Utara); dan.
- Zainul Abisin Syah (Gubernur Irian Barat sejak 1956-1961, tokoh berperan penting menolak pemisahan Tidore dengan Irian Barat dari Indonesia, asal Maluku Utara),
Sultan Muhammad Salahuddin (Sultan XIV Bima, tokoh yang fokus memerdekaan Bima dan penjajah. Memimpin Bima 1920-2943, meskipun dilantik 1951. Dilahirkan 15 Juli 1889 dan wafat 14 Juli 1951.
Kiprah dalam dunia pendidikan dan organisasi keagamaan: mendirikan sekolah Darul Ullum pada 1934 di Kota Bima. Menjadi penasehat NU, didirikann di Bima pada 1937, asal Nusa Tenggara Barat).
Muhammad Salahuddin sulung dari tiga bersaudara dari pasangan Sultan Ibrahim (Sultan Bima XIII ) dan Sitti Fatimah. Istri pertama bernama Sitti Maryam Lala Tola dan istri keduanya adalah Sitti Aisyah, putri Sultan Dompu Muh. Sirajuddin.
Anak-anaknya: dari istri pertama: Sitti Maryam binti Muhammad Quraish: Sitti Fatimah, Sitti Hadijah, Sitti Kalisom, dan Sitti Saleha.
Dari istri kedua: Sitti Aisyah: Abdul Kahir, Sitti Maryam, Sitti Halimah, dan Sitti Johar.
Pendidikan : mendapat pendidikan informal dari ulama Betawi Haji Hasan dan Syekh Abdul Wahab (Imam Masjidil Haram Mekkah. Syekh Abdul Wahab yang memimpin khataman Alquran Muh. Salahuddin pada usia sembilan tahun.
Jasa Ina Kau Mary
Pengusulan Sultan Muhammad Salahuddin sebagai Pahlawan Nasional intensif dilakukan pada tahun 2012 yang diprakarsai oleh salah seorang putrinya, Dr.Hj.St.Maryam R.Salahuddin.
Salah seorang anggota tim penulisan naskah akademik pengusulan Sultan Muhammad Salahuddin, H.Sofwan, S.H.,M.Hum, beberapa nama lain yang terlibat di dalam penulisan naskah akademik itu adalah H.Israfil, S.H.,M.H., dan dua dosen Universitas Hasanuddin, Dr. Muslimin AR Effendy, M.A. dan Dr. M.Dahlan Abubakar, M.Hum yang ikut menyelaraskan bahasanya.
Setelah Ruma Mary berpulang, kata Sofwan, Ibu Dr. Dewi Ratna Muchlisa, M.Hum, melanjutkan perjuangan mengegolkan upaya almarhum putri Sultan Muhammad Salahuddin memperoleh anugerah Pahlawan Nasional.
“Naskah akademik tersebut masih tersimpan di arsip Kak Dr.Dahlan hingga sekarang,” kata H.Sofwan yang kebetulan sedang berada di Bima saat dihubungi media ini melalui telepon, Ahad (9/11/2025).
H. Sofwan, S.H.M.Hum dalam percakapan tersebut mengungkapkan, semangat perjuangan almarhumah Dr.Hj. St.Maryam R.Salahuddin, untuk mewujudkan Sultan Muhammad Salahuddin sebagai Pahlawan Nasional. Beliau tidak pernah berhenti berusaha tanpa mengingat usianya yang kian uzur demi mewujudkan Ayahandanya memperoleh penganugerahan ini. (GA.Mda*).




















