Gardaasakota.com.-Peran dakwah adalah menggerakkan transformasi sosial dan komunikasi hikmah demi perubahan masyarakat.
Dakwah pun menghadirkan solusi sosial, bukan hanya peran verbal. “Peran dakwah merupakan jembatan “Kerajaan surga’ menuju dunia nyata,” ungkap Prof. Dr. Abdullah Thalib, S.Ag., M.Ag. dalam kuliah umum di depan Civitas Akademika Fakultas Ushuluddin UIN Alauddin Makassar, Selasa (18/11/2025).
Kuliah umum bertajuk “Membangun Kerajaan Surga di Fakultas Cinta: Sinergitas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah dalam Perspektif Filsafat & Tasauf, ” pria kelahiran Desa Boro Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima tersebut menyebutkan, “Kerajaan Surga” adalah sumber transformasi spiritual dan kemanusiaan. Sedangkan “fakultas cinta” adalah ruang belajar nilai kasih, hikmah, dan penyadaran.
“Hanya ada tantangan zaman, yakni fragmentasi ilmu kehilangan ruh spiritual. Diperlukan solusi sinergi keilmuan Ushuluddin, Adab, dan Dakwah dalam bingkai filsafat dan tasauf,” ujar anak kelima dari 10 bersaudara tersebut.
Secara konseptual, kata pria kelahiran tahun 1972 ini, memahami konsep “kerajaan surga” sebagai idealitas peradaban. Menjelaskan peran Ushuluddin, Adab, dan Dakwah dalam pembangunan peradaban berbasis cinta. Menemukan titik temu filsafat dan tasauf sebagai landasan integrasi ilmu dan menyusun model sinergi keilmuan untuk pendidikan masa kini.
Kerangka konseptualnya adalah surga sebagai ruang transformasi batin plus ruang etika dan ruang aksi sosial. Filsafat memberikan struktur berpikir dan hikmah. Sementara tasauf memberikan kedalaman batin dan penyucian hati.
“Tiga jurusan bakal fakultas ilmu demi mewujudkan cinta sebagai energi perubahan,” ungkap Prof. Abdullah.
Dia menguraikan peran Adab dalam membangun keindahan, kebijaksanaan dan kebudayaan bahasa sebagai pembawa makna ilahi. Sastra sebagai media penanaman nilai, imajinasi, dan empati. Humaniora menciptakan manusia berbudaya dan berkarakter. “Jadi Adab interior “kerajaan surga” berupa estetika, moral, dan kemanusiaan,” imbuhnya.
Untuk membangun pondasi keimanan dan ketauhidan, peran Ushuluddin menguatkan “worldview” (cara pandang dunia) Islam, menjernihkan konsep ketuhanan, kenabian, dan eskatologi, dan memberikan dasar bagi etika dan peradaban. Sehingga, Ushuluddin merupakan pondasi ‘kerajaan surga’: iman, logika ketuhanan, dan akidah yang mencerahkan.
“Fakultas cinta adalah fakultas yang menghidupkan ruh ilmu. Karakter utamanya, ilmu yang menghidupkan, bukan menghakimi. Relasi antardosen – mahasiswa berbasis kasih, dan hikmah. Kurikulum yang menumbuhkan adab, empati, dan refleksi.. Lingkungan akademik yang merayakan kejujuran dan kesederhanaan,” kunci Prof. Abdullah. (GA. Mda*).




















