Gardaasakota.com.-Masa orientasi mahasiswa baru STKIP Tamsis Bima Tahun Akademik 2024/2025 telah berjalan dengan sukses dan lancar. Kegiatan ini diawali perkenalan visi misi kampus yang diisi dengan materi tentang “Tranformasi pendidikan dengan aktualisasi literasi berbasis kearifan lokal” dengan Pemateri Dr. Tasrif, M.Pd.
Poin yang disampaikan antara lain tentang Transformasi Pendidikan berbasis teknologi, tranformasi pendidikan berbasis karakter, tranformasi literasi, dan pentingnya menghindari 3 dosa besar pendidikan di Perguruan Tinggi.
“Dosa besar di perguruan tinggi itu antara lain, pelecehan seksual, bulliying, dan intoleran. Ini yang penting untuk kita hindari,” tegas dosen Universitas Nggusu Waru ini.
Sedangkan di hari kedua, kegiatan mahasiswa baru ini diisi oleh Kasi Kurikulum Dikbudpora Kabupaten Bima, Dr. Karyadin. Doktor berdarah Sape ini menyampaikan materi tentang bentuk revolusi pendidikan di Bima.
Selain membawakan materi, ia juga membagikan buku berjudul “5 tahun seksi kurikulum: penggerak kebijakan transformasi satuan pendidikan” yang merupakan hasil karyanya sendiri.
Selain itu di hari ketiga juga diisi oleh Dr. Shutan Arie Shandi yang menyampaikan materi tentang managemen mahasiswa bersprestasi. Dalam pemaparannya, Dr. Shutan memaparkan pentingnya pengelolaan diri secara efektif baik waktu, energi mauoun emosi. Serta penetapan tujuan yang smart.
Kemudian di hari ke empat ada Dr. Ika Suciwati, M.TESOL yang membahas tentang kiat menjadi mahasiswa sukses. Miss Ika menyampaikan, mahasiswa harus mampu menemukan passion/minatnya serta meningkatkan kompetensi diri secara konsisten.
Miss Ika merupakan salah satu contoh mahasiswa yang sukses sebab mampu memaksimalkan potensinya saat berkuliah S1 di Yogyakarta hingga mendapatkan beaisiswa S2 ke Australia dengan beasiswa.
“Mahasiswa baru tidak boleh berbudaya KUPU-KUPU (Kuliah Pulang, Kuliah Pulang), namun harus terlibat aktif dalam keorganisasian mahasiswa serta berdampak di masyarakat luas, dengan membawa nilai-nilai yang mencerminkan mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima,” tegasnya.
Sementara Dr. Khusnul Khatimah, MA menyampaikan materi terkait Etika bertata bahasa untuk penguatan karakter calon guru SD meliputi beberapa aspek penting. Sebab katanya, guru menjadi teladan bagi siswa. Penggunaan bahasa yang sopan dan santun, baik lisan maupun tulisan, mencerminkan sikap profesionalisme dan menghormati orang lain.
Melalui bahasa, guru dapat menanamkan nilai-nilai seperti toleransi, kejujuran, dan kerja sama. Pemilihan kata dan cara berkomunikasi dapat berpengaruh pada pembentukan karakter siswa.
Calon guru perlu melakukan refleksi atas penggunaan bahasanya sendiri dan berusaha untuk terus belajar dan memperbaiki diri dalam berkomunikasi. Contoh konkretnya adalah belajar berkomunikasi sebagai mahasiswa kepada dosen.
“Dengan mengintegrasikan etika bertata bahasa ini, calon guru dapat berkontribusi pada pengembangan karakter siswa serta menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung,” ujarnya.
Kemudian di sesi hari terakhir, ada Arif Hidayat MPd yang mengulas topik tentang Literasi dan Numerasi untuk keberhasilan kehidupan di dunia maupun di akhirat. Dosen Tamsis yang sebentar lagi bergelar doktor ini memaparkan, kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari budaya literasi dan numerasi.
Berliterasi dan bernumerasi merupakan hal yang dianjurkan dalam Al-Qur’an. Mahasiswa harus mampu konsisten dalam berliterasi dengan cara membaca banyak isu-isu global yang terjadi, karena akan menunjang keberhasilan dalam berkuliah.
“Meluruskan niat dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi, bukan hanya untuk mendapatkan gelar dan dihormati dalam masyarakat, namun juga mencari Rahmat Allah SWT agar Allah meningkatkan derajat kita satu tingkat lebih tinggi karena berilmu dan dapat diamalkan,” pungkasnya. (*)