Akademisi Ners Ijhul Soroti Ramainya Konten “BL” yang Diduga Tampilkan Aksi Minum Alkohol Bersama Lansia

Akademisi Bima, Ners Ijhul.

Gardaasakota..com.-Publik media sosial tengah dihebohkan dengan munculnya video dari akun berinisial BL yang menampilkan aksi yang diduga sedang minum alkohol bersama seorang ibu yang sudah lanjut usia.

Video berdurasi pendek itu menuai beragam reaksi di kolom komentar, mulai dari yang menganggapnya hiburan ringan hingga yang menilai konten tersebut tidak pantas dijadikan tontonan publik.

Sejumlah warganet menilai konten itu hanyalah bentuk hiburan, bahkan ada yang berpendapat bahwa alkohol dapat memberi manfaat kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah kecil.

Namun, tak sedikit pula yang mengkritik keras aksi tersebut karena dinilai menormalisasi perilaku yang dilarang, terutama di masyarakat yang berlandaskan nilai moral dan agama.

Menanggapi hal ini, seorang akademisi di bidang kesehatan memberikan pandangan yang tegas namun edukatif. Ia menilai bahwa konten semacam ini tidak layak ditampilkan secara publik, apalagi dengan membawa figur orang tua sebagai bagian dari adegan.

“Secara kontekstual, menampilkan hiburan dalam bentuk minum alkohol sangat tidak diperbolehkan untuk dijadikan tontonan. Karena pada dasarnya, tontonan akan menghasilkan tuntunan. Hati-hati, dampaknya bisa fatal dan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat, meskipun itu hanya sebuah konten,” ujar Akademisi Bima, Ners Ijhul, kepada Garda Asakota, Senin (27/10/2025).

Ia juga menegaskan bahwa dalam dunia visual digital, persepsi publik sering kali dibentuk oleh apa yang terlihat, bukan oleh kenyataan isi di balik layar.

“Entah itu isinya alkohol, teh, atau bahkan cola sebagaimana diluruskan akun BL sendiri, pengguna media sosial tetap akan melirik kemasannya. Bahaya visual adalah ketika orang hanya menilai dari tampilan luar, tanpa tahu fakta sebenarnya,” tuturnya.

Terkait sejumlah komentar yang mengaitkan alkohol dengan manfaat kesehatan, sang akademisi memberikan penjelasan ilmiah sekaligus pandangan moral.

“Secara ilmiah, memang benar alkohol dalam konteks tertentu bisa digunakan untuk keperluan medis. Namun, dalam pandangan Islam, apapun bentuk dan kadarnya, jika telah ditetapkan haram oleh MUI, maka tetap tidak diperbolehkan untuk diminum. Lagi pula, secara kesehatan, efek negatif alkohol jauh lebih besar daripada manfaatnya,” jelasnya.

Ia juga meluruskan kesalahpahaman yang beredar di kolom komentar mengenai klaim bahwa alkohol dapat memperbaiki kesehatan ginjal.

“Itu pemahaman yang keliru. Alkohol tidak memperbaiki fungsi ginjal, justru merusaknya. Meskipun bisa merangsang keluarnya urin, konsumsi alkohol justru menyebabkan ginjal kekurangan cairan dan mempercepat kerusakan jaringan ginjal,”

Di akhir komentarnya, sang akademisi mengajak masyarakat untuk lebih cerdas dalam menyikapi informasi di media sosial.

“Mari bijak dalam menilai konten. Jangan mudah menghakimi atau menarik kesimpulan tanpa kapasitas yang memadai. Minuman haram bukan bahan lelucon.

Salam bijaksana untuk para kreator konten, teruslah berkarya dengan menghadirkan konten yang positif, edukatif, dan menebar manfaat,” pungkasnya. (GA. 212*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page