Gardaasakota.com.- Perdebatan soal penerapan sistem meritokrasi dalam tubuh birokrasi yang dipimpin oleh Kepala Daerah yang dipilih langsung oleh rakyat terus bergulir dikalangan publik.
Ketua Senat Universitas Mataram (Unram) Prof Dr Agil Al Idrus menyatakan dari sisi akademis, pengangkatan pejabat yang memiliki hubungan dekat dengan Kepala Daerah merupakan hal yang diperbolehkan.
“Asalkan pejabat yang diangkat itu memiliki nilai kompetensi. Artinya boleh saja mereka mengambil orang dekatnya yang penting ada kompetensinya,” ujar sosok yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas NW Mataram ini kepada wartawan Sabtu 26 Oktober 2024.
Ia berpendapat pengangkatan kerabat dekat Kepala Daerah merupakan hal yang sah-sah saja dilakulan asalkan melewati prosedur yang benar atau syarat-syratnya sudah terpenuhi.
“Kalau hal itu tidak dilalui maka perlu dipertanyakan. Jadi mengangkat orang-orang dekat atau keluarga-keluarga terdekat itu bisa saja dilakukan asalkan memenuhi prosedur yang ditetapkan,” tegasnya.
Prof Agil juga menilai pelaksanaan debat Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur NTB yang digelar pada Rabu 23 Oktober 2024 lalu dinilai dari perspektif akademis lebih bagus dari debat pilgub periode sebelumnya.
“Dari sisi pandangan akademik, kelihatannya lebih bagus yang sekarang. Jadi pemahaman akademik materinya itu bagus. Kemudian cara saling menghargai antara masing-masing calon itu luar biasa,” puji Prof Agil.
Dalam penguasaan materi debat, tiga paslon Cagub dan Cawagub itu juga dinilainya memiliki kemampuan yang sama.
“Begitu pun dalam cara mereka menanggapi pertanyaan itu juga tidak jauh beda. Tinggal sekarang siapa yang lebih baik diantara tiga paslon tersebut sekarang tergantung sama penilaian pemilih,” kata Prof Agil.
Tiga paslon tersebut menurutnya memberikan jawaban yang baik terhadap sejumlah materi debat seperti dalam aspek kesehatan, pendidikan dan aspek kemiskinan.
“Begitu pun dari aspek data dan kuantitas juga disampaikan dengan baik,” imbuhnya.
Masing-masing paslon memiliki key spacial terhadap jawaban khusus yang menarik, dan ada juga paslon yang memiliki key dominant atau dominan sekali cara menjawabnya.
“Kalau penguasaan secara global, paslon nomor urut 1 luar biasa terhadap aspek-aspek materi debat. Sementara paslon yang nomor 2 itu saya lihat menguasai key spacial seperti masalah utang, dan itu dijawab dengan baik. Kemudian yang nomor 3 itu merata,” terang Prof Agil.
Masing-masing Paslon ini menurutnya memiliki kelebihannya, siapapun yang menang nanti bisa mengambil pikiran-pikiran itu untuk dikembangkan.
“Karena bagus-bagus pikiran para paslon tersebut. Saya yakin beliau beliau itu punya tim yang kuat dibelakangnya. Dan rugi sekali apabila pikiran-pikiran yang bagus itu kalau tidak dipakai. Mudah-mudahan pada debat kedepannya, lebih bagus dari yang kemarin,” pungkasnya. (GA. Im*)