Gardaasakota.com.-BPBD (Badan Penanggulan Bencana Daerah) Pemkot Bima melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Nazamuddin, S.Sos, langsung turun ke lokasi untuk memastikan kondisi rumah dan memberikan bantuan tanggap darurat kepada Khairil, warga Rt 01 Rw 01 lingkungan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima.
Bantuan itu berupa selimut, terpal, dan sarung. Sementara untuk kebutuhan lainnya pihak BPBD akan berkoordinasi dengan rekan-rekan Dinsos dan Dinas Perkim terkait kondisi rumah yang memang diakuinya sangat tidak layak.
“Rumah saudara kita ini memang tidak layak dan beresiko tumbang,” ucap Crisna sapaan akrabnya.
Untuk menindaklanjuti kondisi ini barusan pihaknya berkoordinasi dengan pihak Dinsos terkait kebutuhan lain dan akan turun langsung hari ini, sementara terkait obat untuk Pak Khairil juga kami sudah berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Jatibaru untuk membantu.
“Sedangkan terkait kondisi rumah Pak Hairil kami sudah berkoordinasi dengan Kadis Perkim dan Insya Allah juga akan langsung turun tntuk melakukan survey lokasi,” pungkasnya didampingi Lurah Jatiwangi, Jumardin, S.Sos.
Sebatang Kara, Begini Kondisi Rumah Khairil, Pemuda Yatim Piatu di Lingkungan Jatiwangi Ini
Seperti dilansir Garda Asakota sebelumnya, hidup sebatang kara setelah ditinggal kedua orangtuanya, nasib seorang Pemuda di Rt 01 Rw 01 Lingkungan Jatiwangi Kecamatan Asakota kini sangat memprihatinkan, terutama kaitan dengan kondisi tempat tinggalnya.
Khairil namanya Pemuda lajang Yatim Piatu (38 tahun) itu, kini hanya bisa pasrah dengan keadaannya baik mental maupun keadaan tempat tinggalnya.
Pasalnya kondisi physikologisnya sedikit terganggu setelah di tinggal pergi kedua orang tuanya untuk selamanya. Sedangkan saudaranya yang lain memilih hidup bersama suami masing-masing di rumah baru mereka.
Menurut tetangga samping rumahnya, Ramlah. Kondisi kejiwaan Khairil memang terganggu, kadang baik baik saja, kadang labil. Beda dengan dulu sewaktu kedua orang tuanya hidup, Khairil seorang Pemuda yang rajin membantu kedua orang tua tercinta sebagai buruh di pasar.
“Tapi sekarang lebih banyak labilnya, kasihan sekali, apalagi dia tidak punya kerjaan apa apa,” imbuhnya.
Sekarang kata Ramlah kondisi rumah peninggalan orangtuanya memprihatinkan. Di sana sini terlihat kerusakan yang cukup parah, bahkan tiang penyanggah rumahnya banyak yang tidak ada.
Sementara, atap serta dinding rumah pun sana sini jebol bahkan ada yang mau ambruk. “Khawatir sewaktu-waktu bisa saja ambruk,” ungkapnya.
Khairil yang saat itu ada di rumahnya hanya bisa berharap bela kasih dari Pemerintah untuk memperbaiki kondisi rumahnya tersebut. “Mungkin bisa dibantu pemerintah,” lirih pria kalem ini. (GA. 212*)