Gardaasakota.com.- Dari balik ruang pelatihan yang sederhana namun penuh semangat di PT Citra Karya Sejati (CKS), Kepala Cabang Malang Imelda Indrawaty Kusuma menyampaikan kabar yang membangkitkan harapan besar bagi para calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia menegaskan bahwa PT CKS kini tak hanya menyiapkan tenaga kerja sektor informal seperti pekerja rumah tangga, namun juga tengah memperluas kiprahnya hingga ke sektor formal dan profesional — bahkan menembus pasar tenaga kerja Eropa.
“PT CKS itu tidak hanya berfokus pada sektor informal saja. Anak-anak kami, termasuk banyak dari NTB, kini sudah banyak yang upgrade skill-nya. Kami selalu tekankan kepada mereka: selesaikan kontrak dengan baik, lalu kembali lagi ke PT CKS. Kami akan prioritaskan untuk penempatan ke negara-negara lain, termasuk Eropa,” ujar Imelda penuh semangat saat menerima kunjungan press trip rombongan Forum Wartawan Parlemen (FWP) DPRD NTB, Dinas Kominfotik, Disnakertrans, dan Sekretariat DPRD NTB, Kamis (13/11/2025).

Dari Asia ke Eropa: Jalan Baru Menuju Kesejahteraan
Menurut Imelda, saat ini PT CKS tengah membuka peluang besar ke sejumlah negara Eropa seperti Polandia, Belanda, Belgia, Austria, hingga Slovakia. Tidak hanya itu, permintaan dari Timur Tengah dan Spanyol pun terus berdatangan.
“Setiap hari kami menerima order baru, terutama dari negara-negara Eropa. Bulan September lalu kami diundang oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri untuk mengikuti business meeting di Berlin dan Amsterdam. Sepulang dari sana, kami mendapat tawaran kerja sama dari Austria dan Slovakia. Bahkan, baru-baru ini kami juga menerima permintaan dari Spanyol untuk 30 sopir truk dan 100 tenaga pertanian,” ungkapnya bangga.
Imelda menegaskan, pasar Eropa kini sangat terbuka bagi tenaga kerja Indonesia, terutama yang memiliki skill, karakter, dan semangat juang tinggi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa persaingan di Eropa berbeda jauh dibanding Asia.
“Kalau mau ke Eropa, tidak cukup hanya bisa bekerja. Harus punya kemampuan bahasa, disiplin, dan karakter kuat. Fighting spirit-nya harus luar biasa,” tandasnya.

Fasilitas Lengkap, Fisik Kuat, dan Bahasa Jadi Kunci
PT CKS memiliki gedung pelatihan sendiri di Jalan Bung Hatta, Malang. Di tempat itu, para calon PMI digembleng berbagai keterampilan mulai dari keterampilan rumah tangga, pengoperasian mesin, hingga pelatihan bahasa asing seperti Mandarin, Inggris, dan kini mulai memperkenalkan Bahasa Jerman untuk program Eropa.
Dalam kesempatan itu, Imelda sempat mengundang beberapa peserta pelatihan untuk mempraktikkan kemampuan bahasa mereka di depan rombongan tamu. Suasana hangat pun tercipta saat beberapa calon PMI asal Lombok — dari Lombok Utara, Lombok Tengah, hingga Lombok Barat — dengan percaya diri memperkenalkan diri dalam berbagai bahasa.
“Kami ingin anak-anak NTB ini percaya diri. Banyak yang dari kampung, tapi punya kemampuan luar biasa. Kami ajarkan mereka bukan hanya bekerja, tapi juga berkomunikasi, menghormati budaya, dan mencintai pekerjaan mereka,” tutur Imelda sambil tersenyum bangga.
Salah satu peserta, Lailin Hijriyani asal Gunung Sari, Lombok Barat, memperkenalkan diri dalam Bahasa Inggris. Ada pula Susulita Sungati dari Lombok Tengah yang bersiap diberangkatkan ke Taiwan. Sementara peserta lain dengan logat khas Lombok menjawab dalam Bahasa Mandarin sederhana — sebuah potret betapa gigihnya anak-anak NTB menembus batas bahasa dan budaya.
Membuka Peluang untuk Tenaga Terampil NTB
Tak hanya bagi pekerja informal, Imelda juga menjelaskan bahwa PT CKS kini menyiapkan jalur pelatihan untuk tenaga formal di bidang pertanian, perhotelan, perawatan, hingga welding (pengelasan).
“Untuk sektor formal, saat ini kami sudah kirim tenaga kerja ke Eropa seperti Polandia, Belanda, dan Belgia. Permintaan tertinggi justru datang dari industri welder dan perawatan kesehatan. Di Jerman, misalnya, gaji perawat bisa mencapai 2.500 Euro per bulan — sekitar Rp50 juta,” jelasnya.
Ia menilai, NTB memiliki potensi besar di sektor perawatan karena banyak lulusan keperawatan dengan keterampilan yang baik, namun belum tersalurkan secara maksimal. PT CKS berkomitmen membantu membuka jalur itu.
“NTB punya SDM keperawatan yang luar biasa. Hanya saja perlu disiapkan dari sisi bahasa dan sertifikasi. Kami ingin bantu agar mereka bisa menembus pasar Eropa,” katanya.
“Ayo Anak NTB, Saatnya Naik Kelas!”
Menutup penjelasannya, Imelda mengajak semua pihak, termasuk pemerintah daerah NTB, untuk memperkuat sinergi dalam peningkatan kualitas tenaga kerja. Ia berharap, ke depan, anak-anak NTB tidak hanya dikenal sebagai pekerja rumah tangga, tapi juga sebagai tenaga profesional di berbagai sektor dunia.
“Kalau dulu anak-anak kita hanya bekerja di sektor rumah tangga atau perkebunan sawit, sekarang saatnya naik kelas. Ayo kita bantu mereka upgrade skill-nya, supaya bisa menembus Eropa,” serunya penuh keyakinan.
Rombongan FWP DPRD NTB yang hadir pun tampak terkesan dengan paparan tersebut. Bagi mereka, apa yang dilakukan PT CKS menjadi cermin bahwa peluang kerja luar negeri kini semakin terbuka luas — asalkan dibarengi dengan keterampilan, karakter, dan semangat belajar tanpa henti.
Dari ruang pelatihan di Malang itu, harapan besar lahir — harapan bahwa dari tangan-tangan terampil anak-anak NTB, akan tumbuh generasi baru pekerja migran yang bukan hanya mencari nafkah, tetapi juga membawa kebanggaan dan perubahan bagi daerahnya. (GA. Ese*)




















