Gardaasakota.com.- Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kaya akan potensi wisata, salah satu destinasi wisata yang populer adalah kawasan wisata Senggigi yang ada di Kabupaten Lombok Barat.
Hanya saja paska dihantam bencana Covid19, kawasan wisata senggigi sepertinya mengalami ‘mati suri’ dan kesulitan untuk bangkit dari keterpurukan.
Direktur Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok, Dr Ali Muhtasom, mengungkapkan gagasannya untuk mengembangkan kembali objek wisata senggigi sebagai destinasi wisata favorit bagi para wisatawan.
“Nama Senggigi itu sudah lama mendunia. Namun pada saat Covid19, kawasan wisata ini terkena dampak yang luar biasa dan paska Covid19, pergerakan bisnis di Senggigi berjalan pelan. Banya hotel tutup, sebagian buka dan sebagian tidak sampai hari ini,” terang pria ramah ini saat hadir diacara Forum Kehumasan Poltekpar Lombok di De Tatar Vintage Nyiur Lembang Narmada Lombok Barat, Kamis 14 November 2024.
Ia mengatakan, pengelolaan destinasi wisata itu bisa berjalan maksimal karena income pendapatan daerah yang bersumber dari destinasi itu banyak.
“Sementara saat sekarang incomenya terbatas. Sekarang yang dibutuhkan adalah komitmen untuk mengintervensi anggaran pengembangannya dengan konsep Senggigi Reborn,” ungkapnya.
Senggigi Reborn itu menurutnya adalah upaya untuk mengembangkan atau membangkitkan lagi kawasan wisata Senggigi dengan melakukan konsep ulang pengelolaan kawasan wisata Senggigi.
“Pertama dengan mengedukasi ulang masyarakat soal kebersihan kawasan senggigi. Dan itu harus ada intervensi langsung dari pemerintah tidak cukup hanya dengan imbauan saja,” tegas Ali.
Edukasi masyarakat terhadap pentingnya soal kebersihan kawasan wisata itu harus terus dilakukan.
“Bila perlu harus ada satu instansi yang melakukan pengawalan terkait dengan soal kebersihan ini,” ujarnya.
Selain pemberian edukasi, pengembangan kawasan wisata menurutnya juga tidak terlepas dari kondisi masyarakat yang ada disekitar kawasan wisata.
Seperti kawasan wisata Senggigi, pengembangan kawasan wisata yang ada di KEK Mandalika juga tidak terlepas dari pemberian edukasi kepada masyarakat yang ada di 7 Desa Penyangga di sekitar kawasan Wisata KEK Mandalika yang sekarang dibina oleh Poltekpar Lombok.
Pemetaan terhadap potensi wisata yang dimiliki oleh masyarakat disekitar kawasan wisata juga sangat penting untuk dilakukan.
Selain itu Community Base Tourism juga harus terus diasah dalam artian menjadikan masyarakat sebagai basis pariwisata.
“Sebab keinginan berkembang itu adalah masyarakat yang ada disekitar kawasan wisata itu. Jadi masyarakat itu harus terus diberikan motivasi sehingga ada kolaborasi yang menguntungkan antara masyarakat dengan pengusaha pariwisata,” pungkasnya. (GA. Im*)