FORNAS VIII NTB: Ratusan Pemanah Tradisional Adu Tangkas dalam 16 Kategori Lomba

Atlet panahan tradisional saat menggelar practical day di Stadion Turide Mataram, Senin 28 Juli 2025.

Gardaasakota.com.-Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat kian semarak dengan hadirnya ratusan pemanah tradisional dari seluruh penjuru Nusantara. Mereka berkumpul dalam ajang prestisius yang bakal digelar di Stadion Turide, Kota Mataram, pada 29-30 Juli 2025.

Sebanyak lebih dari 400 pemanah dari 18 provinsi siap menunjukkan ketangkasan dan keindahan teknik panahan tradisional, yang menjadi warisan budaya Indonesia. “Peserta datang dari berbagai daerah, termasuk Jawa Timur, Bali, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. Ini membuktikan semangat besar komunitas panahan tradisional di seluruh Indonesia,” ungkap Sri Wijayanti, pengurus Perpatri NJ Surabaya.

Meskipun baru memasuki sesi praktik lapangan (practical day), antusiasme peserta sudah sangat tinggi. Kegiatan ini menjadi momen penting untuk mengenali medan pertandingan. “Karakter angin dan suhu di Mataram berbeda dengan daerah asal peserta, seperti Surabaya. Jadi, penyesuaian seperti ini sangat penting sebelum pertandingan resmi dimulai,” jelas Sri.

Panitia menyiapkan 16 kategori perlombaan, yang mencakup berbagai gaya panahan tradisional seperti horsebow, barebow standar, panah tradisional Nusantara, hingga cemparingan, khas Jawa Barat. Kompetisi ini terbuka bagi semua usia, mulai dari U-10, U-13, U-16, U-18 hingga kelas umum, sehingga menjadi ajang yang inklusif sekaligus edukatif.

“Kami sangat berharap semua peserta membaca dan memahami aturan teknis yang telah disusun. Ini penting agar setiap pertandingan berlangsung tertib, sportif, dan sesuai semangat pelestarian budaya,” tambah Sri.

Hingga saat ini, persiapan teknis dan logistik berjalan lancar tanpa kendala berarti. Pertandingan resmi dijadwalkan berlangsung pada 29–30 Juli 2025, dengan sistem perlombaan yang dirancang ketat namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas.

Lebih dari sekadar adu keterampilan, panahan tradisional dalam FORNAS VIII ini menjadi wadah silaturahmi lintas daerah sekaligus panggung untuk memperkuat identitas budaya bangsa melalui olahraga rekreasi. Para peserta tak hanya membawa busur dan anak panah, tetapi juga semangat menjaga tradisi leluhur tetap hidup di tengah zaman modern. (GA. Ese)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page