Hasil Pengawasan World Bank, Progres Proyek Drainase Primer di Kota Bima Capai 50 Persen

Suasana pertemuan bersama Tim World Bank, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan jajaran Pemkot Bima dalam rangka pembahasan proyek infrastruktur, khususnya terkait penanganan banjir serta pembangunan drainase dan sungai di Kota Bima, Jum’at, (19/09/2025).

Gardaasakota.com.-Proyek drainase primer di Kota Bima telah mencapai progres sebesar 50 persen. Perwakilan World Bank, Evi, menekankan pentingnya percepatan pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek standar teknis, dampak sosial, dan lingkungan.

“Kami juga mendorong Pemkot untuk memetakan drainase sekunder dan tersier agar penanganan lebih optimal,” ungkapnya saat menghadiri pertemuan bersama Tim World Bank, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan jajaran Pemkot Bima untuk membahas proyek infrastruktur, khususnya terkait penanganan banjir serta pembangunan drainase dan sungai di Kota Bima, Jum’at, (19/09/2025).

Selain isu banjir, World Bank juga menyoroti pentingnya pengelolaan sampah di Kota Bima. Mereka mengharapkan adanya identifikasi lokasi pembuangan sampah serta program penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan masalah lingkungan baru.

Sementara itu, Perwakilan Kementerian PUPR, Ahmad Jubaidi, menyampaikan bahwa kunjungan bersama tim World Bank ini menunjukkan sinergi yang baik dengan Pemerintah Kota Bima.

“Kami melihat dukungan dari Pemkot Bima sangat luar biasa. Harapannya, pembebasan lahan bisa dipercepat agar progres proyek, termasuk di Sungai Melayu, dapat berjalan lebih baik,” katanya.

Walikota Bima H. A. Rahman, S.E, menyampaikan apresiasinya atas kedatangan tim World Bank dan perwakilan Kementerian PUPR. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa dukungan ini sangat berarti bagi Kota Bima yang setiap tahun menghadapi ancaman banjir.

Sejak banjir besar tahun 2016, perhatian pemerintah pusat dan World Bank terhadap Kota Bima begitu besar. Terdapat 3 titik Proyek penanganan sungai yang didukung World Bank yaitu sungai Ntobo, Nae, dan Rite menjadi langkah penting agar banjir tidak terulang kembali. Kami berharap semua proyek ini dapat selesai tepat waktu.

Walikota Bima menegaskan komitmennya untuk mengawal langsung kualitas proyek. Ia juga menekankan keseriusan pemerintah dalam penanganan sampah melalui gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Asri).

“Kami ingin proyek ini selesai tepat waktu. Untuk sampah, kami sudah menggerakkan program BISA secara penuh. Insyallah Kota Bima akan lebih bersih dan bebas banjir,” tegasnya.

Wakil Walikota Bima Feri Sofiyan, S.H, menambahkan bahwa Pemkot Bima telah melakukan pemetaan anggaran melalui Nufrep untuk mengintegrasikan berbagai program penanganan banjir dan sampah.

“Kami terus berikhtiar agar masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan. Penanganan limbah di sungai di Penatoi-Santi akan segera dipercepat,” katanya.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Parenta Ruang Rapat Walikota Bima tersebut turut dihadiri oleh jajaran Pemerintah Kota Bima, Sekda, Kepala Bappeda, Dinas PUPR, Dinas Perkim, serta perwakilan World Bank dan Kementerian PUPR. Pemerintah Kota Bima berharap sinergi ini dapat mempercepat penyelesaian proyek strategis yang membawa manfaat besar bagi warga Kota Bima. (GA. 212*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page