Gardaasakota.com.-Hujan yang cukup deras mengguyur wilayah Kota Bima Selasa kemarin menyebabkan meluapnya Sungai di Lingkungan Jatiwangi dan sekitarnya.
Selain merendam sebagian rumah warga, banjir juga mengakibatkan putusnya dua jembatan kayu dan bambu yang menjadi akses utama pengrajin bata di Kelurahan Jatiwangi.
“Beginilah nasib kami ketika musim hujan tiba dan banjir datang, pasti jembatan kayu yang kami bangun secara swadaya putus dan hanyut terbawa arus,” ungkap seorang pengrajin bata, Nurdin kepada Garda Asakota, Rabu (11/12/2024).
Putusnya jembatan tersebut tentu saja menyebabkan akses keluar masuk bata terhenti lantaran sebagian besar pengrajin bata menggeluti usahanya di kawasan seberang sungai.
Di jatiwangi sendiri sambung warga lainnya, Abakar ada sekitar 100 orang pengrajin bata dan di lokasi dua jembatan putus ini ada 40 an pengrajin. “Untuk membuat satu jembatan, tentu butuh biaya tak sedikit sekitar Rp2,5 juta smpai Rp3 jutaan,” ungkapnya.
Mereka berharap Pemerintah Kota Bima bisa memaklumi dan membantu kesulitan yang dihadapi warga saat ini. “Kami butuh hadirnya jembatan kayu itu, karena inilah akses yang memudahkan kami mengangkut hasil produksi maupun mendrop bahan baku pembuatan batu bata,” harapnya. (GA. 003*)