Garda Asakota.com.-Calon Wakil Bupati Lombok Timur (Lotim), H Abdul Wahid, yang kini berpasangan dengan Calon Bupati Lotim, H Syamsul Luthfi, anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem, merupakan sosok pekerja keras yang dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) yang meniti usaha perdagangan dari nol.
“Saya memulai usaha itu dari nol sejak tahun 1998 silam. Mulai dari level desa ke desa, dari kecamatan ke kecamatan, hingga menanjak antar Kabupaten dan tembus antar provinsi,” kata Abdul Wahid kepada sejumlah wartawan, Rabu 07 Agustus 2024.
Abdul Wahid pun mengaku mulai tertarik dengan dunia politik semenjak dirinya terlibat diskusi-diskusi politik dengan para tokoh partai khususnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan mulai memutuskan untuk menjadi Calon Anggota Legislatif (Caleg) PKB pada tahun 2019.
Pertama kali terjun ke dunia politik, ia pun berhasil menjadi anggota DPRD NTB Periode 2019-2024 dan menjadi anggota Fraksi PKB dan duduk di Komisi I DPRD NTB mengawal soal-soal hukum dan pemerintahan.
Pada Pileg tahun 2024, ia berhasil terpilih kembali menjadi anggota DPRD NTB. Hanya saja karena dorongan pengabdian untuk memimpin Kabupaten Lotim begitu kuat. Ia pun memutuskan untuk maju di Kabupaten Lotim menjadi orang nomor dua dari kakak kandungnya Tuan Guru Bajang (TGB), H Syamsul Luthfi.
“Alhamdulillah, ini berasal dari dua organ yang besar yakni NWDI dan NU dan akan menjadi modal besar untuk memenangkan pertarungan di Lombok Timur. Kebetulan di Lotim, saya merupakan salah satu penyokong NU,” ujarnya.
Duet Syamsul Luthfi-Abdul Wahid saat sekarang ini selain didukung oleh PKB, menurutnya, juga didukung Perindo, Hanura, PBB, dan PDI Perjuangan, dengan total 13 kursi parlemen.
“Insya Alloh, memenuhi syarat untuk mendaftar di KPU nanti,” imbuhnya.
Salah satu obsesi terbesar dirinya ikut Pilkada Lotim bersama Syamsul Luthfi adalah mewujudkan kesejahteraan masyarakat Lotim dengan menanamkan etos kerja yang kuat untuk meningkatkan produksi pertanian.
“Tidak lagi berharap akan adanya subsidi. Tapi lebih pada menumbuhkan pikiran untuk memaksimalkan produksi lewat konsep ‘petani untung’ dengan kehadiran pemerintah sebagai penampung produksi petani,” tandasnya. (GA. Im*)