Gardaasakota.com.-Ners Ijhul Ingatkan Pentingnya Jaga Imunitas, Kelestarian Alam, dan Kurangi Sampah Plastik. Memasuki musim penghujan, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia mulai dihadapkan pada dua ancaman besar, gangguan kesehatan akibat perubahan cuaca dan risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Fenomena tahunan ini kembali menjadi pengingat bahwa menjaga tubuh dan menjaga alam merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan.
Menurut Ners Ijhul, akademisi dan pemerhati kesehatan masyarakat dari STIKES Yahya Bima, musim hujan bukan hanya soal turunnya air dari langit, tetapi juga tentang bagaimana manusia menjaga keseimbangan antara tubuh, lingkungan, dan perilaku hidupnya.
“Jaga ketahanan tubuh dengan memperbaiki pola makan, cukup tidur, konsumsi vitamin, dan perbanyak sayur hijau. Imunitas yang kuat adalah benteng pertama menghadapi penyakit musiman seperti DBD, ISPA, dan diare,” ujarnya, Minggu pagi (9/11/2025).
Namun, Ners Ijhul menegaskan bahwa kesehatan individu tidak bisa dilepaskan dari kondisi lingkungan. Ia menyoroti meningkatnya frekuensi banjir di berbagai daerah, termasuk di Bima dan Dompu, yang salah satu pemicunya adalah kerusakan hutan, buruknya sistem drainase, dan penumpukan sampah terutama sampah plastik di aliran sungai maupun saluran air.
“Kita tidak bisa hanya menyalahkan hujan. Banjir adalah refleksi dari perilaku manusia yang kurang peduli terhadap lingkungan. Sampah plastik yang menumpuk di drainase dan sungai menjadi penghambat utama aliran air,” tegasnya.
Menurutnya, plastik memiliki waktu urai yang sangat lama—bahkan bisa mencapai ratusan tahun—dan menjadi ancaman serius bagi ekosistem serta kesehatan manusia. Mikroplastik dari limbah rumah tangga kini bahkan ditemukan di sumber air dan rantai makanan.
Oleh karena itu, ia mendorong adanya regulasi tegas dan kesadaran kolektif untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai serta memperkuat sistem daur ulang di tingkat rumah tangga dan komunitas.
Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan penghijauan, pembersihan saluran air, dan pengelolaan sampah berbasis lingkungan. Langkah kecil seperti membawa kantong belanja sendiri, memilah sampah organik dan anorganik, serta membatasi konsumsi produk berkemasan plastik dapat menjadi kontribusi besar dalam mencegah banjir dan menjaga kesehatan lingkungan.
“Kesehatan manusia tidak bisa dipisahkan dari kesehatan alam. Saat tubuh kita lemah, penyakit datang. Saat alam rusak, bencana pun datang. Karena itu, musim hujan adalah waktu terbaik untuk introspeksi—memperbaiki pola hidup, memperkuat imunitas, dan mengurangi jejak sampah plastik yang mencemari bumi,”
Pesan Moral, Sosial, dan Kesehatan:
Pesan Moral: Hujan adalah berkah sekaligus pengingat bahwa manusia memiliki tanggung jawab moral menjaga bumi sebagai warisan bagi generasi berikutnya.
Pesan Sosial: Kepedulian terhadap lingkungan dan pengelolaan sampah plastik memerlukan kerja sama antara masyarakat, pemerintah, akademisi, dan sektor swasta.
Pesan Kesehatan: Tubuh yang sehat lahir dari lingkungan yang bersih. Pengurangan sampah plastik dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi fondasi untuk membangun masyarakat tangguh menghadapi musim hujan. (GA. 212*)




















