NTB Bermunajat Menuju NTB Makmur Mendunia, Gubernur Iqbal Beri Hadiah Sepeda Motor dan Umrah untuk Warga Berdedikasi

Suasana disaat Gubernur NTB, H Lalu Muhamad Iqbal, menyerahkan hadiah secara simbolis kepada warga NTB yang berdedikasi di acara NTB Bermunajat Menuju NTB Makmur Mendunia di pelataran kantor Gubernur NTB pada Rabu malam 17 Desember 2025.

Gardaasakota.com.-Pelataran halaman Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu malam, 17 Desember 2025, menjadi ruang perjumpaan spiritual antara pemimpin dan rakyatnya. Dalam suasana khidmat, ratusan warga NTB, para tuan guru, masyayikh, asatidz, serta jajaran pejabat daerah berkumpul dalam acara “NTB Bermunajat Menuju NTB Makmur Mendunia”, sebuah ikhtiar kolektif yang memadukan doa, refleksi, dan harapan bagi masa depan daerah.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur NTB H. Lalu Muhamad Iqbal, didampingi Wakil Gubernur NTB Hj. Indah Dhamayanti Putri, unsur DPR RI dan DPD RI Dapil NTB, Ketua dan Anggota DPRD Provinsi NTB, serta para tokoh agama lintas daerah. Kehadiran berbagai elemen ini mempertegas bahwa munajat bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan ruang konsolidasi moral dan sosial.

Munajat sebagai Ekspresi Syukur Kolektif

Dalam sambutannya, Gubernur NTB menekankan bahwa malam munajat ini bukan peringatan seremonial ulang tahun provinsi, melainkan ekspresi syukur kolektif atas 67 tahun perjalanan NTB. Syukur, menurutnya, adalah prasyarat utama bagi keberlanjutan nikmat dan kemajuan daerah.

Ia mengingatkan makna syukur sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an: bahwa nikmat akan ditambah bagi mereka yang bersyukur, dan sebaliknya, pengingkaran terhadap nikmat akan berujung pada azab. Dalam konteks pembangunan daerah, pesan ini dimaknai sebagai ajakan untuk merawat anugerah alam, sumber daya, dan harmoni sosial yang dimiliki NTB.

NTB, sebagaimana disampaikan Gubernur, dianugerahi keindahan alam, kekayaan sumber daya mineral, serta masyarakat yang religius dan berkarakter kuat. Namun, semua potensi tersebut hanya akan bermakna apabila diikat oleh persatuan dan saling menguatkan, bukan oleh kepentingan pribadi, golongan, atau orientasi jangka pendek.

Doa untuk Negeri dan Kesadaran Lingkungan

Sebelum melangkah lebih jauh, Gubernur mengajak seluruh hadirin mengirimkan doa dan Al-Fatihah bagi saudara-saudara di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang tengah menghadapi bencana. Tragedi tersebut dijadikan refleksi kolektif bahwa kerusakan lingkungan adalah ancaman nyata yang juga dapat menimpa NTB apabila tidak dikelola dengan bijak.

Munajat malam itu, dengan demikian, tidak hanya bersifat vertikal kepada Tuhan, tetapi juga horizontal—menguatkan empati, kesadaran ekologis, dan tanggung jawab sosial seluruh masyarakat.

Permohonan Doa untuk Kepemimpinan yang Amanah

Dalam suasana yang sarat keakraban, Gubernur bersama Wakil Gubernur NTB secara terbuka memohon doa dari para tuan guru dan seluruh warga NTB agar diberi kekuatan menjadi pemimpin yang amanah, adil, serta fokus pada kesejahteraan rakyat.

Ia juga mengajak masyarakat untuk mendoakan seluruh pemimpin, dari tingkat nasional hingga lingkup terkecil dalam keluarga. Menurutnya, hubungan yang ideal antara pemimpin dan rakyat hanya dapat terwujud apabila dibangun atas dasar cinta, doa, dan saling percaya.

Apresiasi untuk Pengabdi di Balik Layar

Rangkaian acara dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan berupa satu unit sepeda motor dan hadiah umrah kepada 18 warga NTB terpilih. Para penerima berasal dari berbagai latar belakang—mulai dari sopir, petugas kebersihan, tukang kebun, penyuluh posyandu, hingga insan pers yang puluhan tahun mengabdi memberitakan NTB.

Gubernur menegaskan bahwa capaian provinsi bukanlah hasil kerja individu, melainkan buah dari dedikasi orang-orang yang sering kali bekerja dalam senyap, jauh dari sorotan publik. Penghargaan ini dimaksudkan sebagai simbol terima kasih sekaligus pengakuan atas kontribusi nyata mereka bagi daerah.

Salah satu kisah inspiratif datang dari seorang sopir yang telah mengabdi lebih dari 20 tahun, dengan anak-anak yang berhasil menempuh pendidikan tinggi di universitas ternama. Kisah-kisah semacam ini, menurut Gubernur, mencerminkan wajah ketekunan dan harapan NTB.

Harmoni Doa dan Seni

Menutup rangkaian kegiatan, acara dimeriahkan dengan atraksi kolaborasi musik Islami yang memperkuat suasana spiritual dan kebersamaan. Munajat malam itu pun menjadi simbol harmoni antara doa, budaya, dan semangat pembangunan.

Melalui NTB Bermunajat, pemerintah daerah tidak hanya menyampaikan pesan politik dan pembangunan, tetapi juga menegaskan bahwa kemajuan daerah harus berpijak pada nilai spiritual, persatuan sosial, dan penghargaan terhadap pengabdian. Sebuah langkah sunyi namun bermakna, menuju NTB yang makmur dan mendunia.

Penerima Penghargaan Sepeda Motor

  1. Ni Wayan Sri Widi Ante

Penerima Penghargaan Umrah Gratis 

  1. H. Suprianto Hafid (Tempo)
  2. H. Agus Talino (Suara NTB)
  3. Syira Judin (TVRI NTB)
  4. Nila Satika Yusuf (Lombok Barat)
  5. Juliarti (Kota Bima)
  6. Salatiyah (Lombok Timur, diwakilkan oleh Ibu Fajri)
  7. Mwerna
  8. Muslim
  9. Jemi Susanto
  10. Syafrodin
  11. Husnagri (Sopir Bappeda NTB)
  12. Fatur Rahman
  13. Fahru Rozi
  14. Ahmad Usman
  15. Misdan
  16. Lalu Muhzab
  17. Mahani (GA. Im*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page