NTB Sabet Tiga Emas di Lomba Yoga FORNAS VIII, Persiapan Minim Tak Halangi Prestasi

Cabang Inorga (Induk Organisasi Olahraga) Perkumpulan Praktisi Yoga Nasional Indonesia, NTB berhasil menyabet tiga medali emas dalam perlombaan yang berlangsung sejak awal pekan ini.

Gardaasakota.com.- Meski dengan persiapan terbatas dan dukungan dana yang minim, kontingen Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil mencetak prestasi membanggakan dalam ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII 2025. Melalui cabang Inorga (Induk Organisasi Olahraga) Perkumpulan Praktisi Yoga Nasional Indonesia, NTB berhasil menyabet tiga medali emas dalam perlombaan yang berlangsung sejak awal pekan ini.

Ketua Panitia Lomba Yoga FORNAS VIII NTB, Dra. Nursiah, mengungkapkan bahwa pencapaian ini menjadi bukti semangat juang para pegiat yoga lokal yang pantang menyerah meski dihadapkan pada berbagai keterbatasan.

“Kami bangga sekali, karena persiapan kami sebenarnya sangat minim. Dana terbatas, peserta tersebar di berbagai daerah seperti Bima dan Sumbawa, dan hanya bisa latihan bersama beberapa kali. Tapi alhamdulillah, NTB bisa meraih 3 emas sejauh ini,” ujar Nursiah kepada waetawan di Gedung Graha Bhakti Praja Mataram, Selasa (29/7/2025).

Sebanyak 30 pegiat yoga dari NTB turut berpartisipasi dalam ajang ini, bertanding dalam berbagai kategori seperti Asanas Yoga, Pan Yoga, Master Class, hingga Suryanamaskar. Setiap kategori juga dibagi berdasarkan usia, baik di bawah maupun di atas 40 tahun.

“Hari ini ada dua kategori yang dipertandingkan dan NTB masih berpeluang menambah emas. Kita berharap di kategori usia di atas 40 tahun bisa menyumbangkan medali lagi,” tambah Nursiah optimis.

Lomba yoga kali ini diikuti oleh pegiat dari 12 provinsi, meskipun semestinya diikuti oleh 14 provinsi. Dua provinsi, yakni Papua dan salah satu daerah di Kalimantan, batal hadir karena terkendala akses transportasi dan pendanaan.

“Papua sudah siap dari jauh-jauh hari, tapi terkendala penerbangan. Beberapa provinsi lain juga nyaris batal karena dana terbatas dan harus berangkat mandiri,” jelasnya.

Menariknya, NTB justru mampu unjuk gigi di tengah persaingan ketat tersebut. Menurut Nursiah, keberhasilan ini tak lepas dari pelatihan intensif yang sempat dilakukan meski dalam waktu singkat. Pada Februari lalu, pihaknya mendatangkan pelatih dan juri nasional dari Jakarta untuk memberikan pembekalan kepada para instruktur lokal.

“Pelatihan pelatih dan juri itu jadi pondasi penting. Dari situlah kita mulai melatih pegiat kita yang akhirnya tampil di FORNAS ini. Jadi benar-benar dimulai dari nol, tapi dengan niat yang besar,” ujar Nursiah.

Dengan semangat kebersamaan, ketekunan, dan daya juang tinggi, kontingen NTB berhasil menunjukkan bahwa prestasi besar tidak selalu bergantung pada fasilitas mewah atau anggaran besar. Dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah daerah diharapkan bisa terus mengalir untuk mengembangkan yoga sebagai olahraga rekreasi yang inklusif dan menyehatkan. (GA. Ese*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page