Proyek Lenangguar-Lunyuk Rp19 Miliar Diujung Waktu, Pelaksana Bakal Datangkan Bor Pile Dari Surabaya

Alat Bor Pile yang rencananya bakal didatangkan pelaksana proyek dari Surabaya.

Gardaasakota.com.-Proyek penanganan jalan Long Segment Lenangguar–Lunyuk di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang dikerjakan oleh PT AJP dengan nilai kontrak mencapai Rp19 miliar, kini menjadi sorotan publik. Pasalnya, hingga pertengahan Oktober 2025, alat bor pile yang menjadi komponen penting proyek tersebut belum tiba di lokasi pekerjaan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek dari Dinas PUPR Provinsi NTB, Miftahudin Anshyari, saat dikonfirmasi media ini, membenarkan bahwa alat bor pile masih dalam proses perjalanan dari Pulau Jawa.

“Belum sampai lokasi, katanya sekalian mobilisasi sama pembesian. Selasa kemarin tes besi di ITS. Saya barusan konfirmasi,” ujar Miftahudin, Kamis (16/10/2025).

Terkait ukuran dan ketersediaan material di daerah, Miftahudin menjelaskan bahwa besi yang digunakan sudah diuji di ITS, Surabaya.

“Ada (stok di Sumbawa), cuma yang dikirim itu besi yang sudah dites di ITS. Selain itu, platform perubahan CL jalan juga sudah dikirim dari tim perencanaan,” jelasnya.

Untuk saat ini, kata dia, empat unit eskavator sudah bekerja menyiapkan lahan dan membersihkan area longsoran, ditambah satu unit fibro.

“Besok kita akan site meeting bersama Pak Kadis di Lunyuk,” tambahnya.

Saat ditanya terkait progres mobilisasi alat bor pile, Miftahudin menjelaskan bahwa alat tersebut masih berada di Jawa dan dijadwalkan berangkat Jumat malam (17/10/2025).

“Masih di Jawa, hari Jumat malam start. Ini fotonya, sedang dikirim dari lokasi,” ujarnya.

Ia juga membenarkan bahwa area pekerjaan mencakup titik-titik rawan longsor dan likuifaksi, yang sebelumnya mengalami kerusakan berat.

“Iya, itu salah satunya. Kita harus singkirkan dulu area runtuhan gunung sebelum mulai kerja borepile,” jelasnya.

Miftahudin memastikan dirinya stand by di lokasi proyek untuk memastikan efektivitas pekerjaan.

“Saya pantau langsung supaya lebih efektif. Area longsoran likuifaksi ini banyak runtuhan gunungnya, jadi harus kita siapkan dulu. Terima kasih atas perhatian dan supportnya,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan wartawan terkait efektivitas penuntasan pekerjaan pemasangan beton penyanggah dan pengaspalan yang makin diburu waktu, ia menegaskan bahwa pekerjaan itu bisa dilakukan bersamaan dengan proses bore pile, khususnya di area jalan yang tidak terdampak longsor.

“Kalau untuk pengaspalan bisa bersamaan di bulan November, untuk penanganan perbaikan jalan di luar segmen longsor,” katanya.

Namun, ia menjelaskan bahwa pengaspalan tidak dilakukan secara keseluruhan, melainkan difokuskan pada segmen-segmen yang rusak dan terdampak longsor.

“Kalau di area longsor diaspal total, kalau di ruas jalan perbaikan hanya yang rusak. Total panjang segmen longsor sekitar 325 meter,” pungkasnya.

Proyek dengan nilai Rp19 miliar dari APBD I NTB Tahun 2025 ini merupakan bagian dari upaya strategis Pemerintah Provinsi NTB untuk memulihkan konektivitas wilayah selatan Sumbawa Barat, terutama jalur Lenangguar–Lunyuk yang vital bagi akses ekonomi, pertanian, dan pariwisata.

Keterlambatan mobilisasi alat berat dan kondisi medan berat menjadi tantangan tersendiri, namun pihak PPK optimistis proyek ini dapat diselesaikan tanpa addendum waktu, dengan target utama perbaikan total segmen longsor sepanjang 325 meter. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page