PT GNE Didiagnosa ‘Mati Suri’, Diduga Tunggakan Kewajiban di Sejumlah Bank Rp26 M, DPRD Minta Diaudit Investigasi

Anggota Komisi III DPRD NTB, H Muhammad Aminurlah, SE.,

Gardaasakota.com.- Kondisi fiskal PT GNE ‘didiagnosa’ tengah mengalami sakit parah. Bahkan Anggota Komisi III DPRD NTB, H Muhammad Aminurlah, SE., menyebutnya tengah ‘mati suri’.

Apalagi saat sekarang, menurut anggota Dewan yang dikenal sangat kritis ini, PT GNE diduga memiliki tunggakan kewajiban disejumlah Bank dengan total tunggakan sebesar Rp26 Milyar lebih.

“Ada sejumlah kewajiban yang belum diselesaikan di beberapa Bank seperti BRI Rp3,5 M, BNI Rp4 M lebih, di Bukopin Rp3 M lebih, dan di Bank NTB Rp14 M lebih. Total kewajibannya ada sekitar Rp26 M lebih yang harus dia selesaikan,” beber anggota Dewan yang dikenal cukup vokal ini kepada wartawan media ini, Kamis 20 Februari 2025 di kantor DPRD NTB.

Selain tunggakan kewajiban sebanyak milyaran rupiah itu, PT GNE juga menurutnya memiliki sejumlah tunggakan pajak yang harus diselesaikan.

“Jumlahnya lumayan banyak juga,” kata pria yang pernah memimpin DPRD Kabupaten Bima ini dua periode.

Ia mengatakan, PT GNE harus diselamatkan selain karena penyakitnya sudah sangat parah dan tidak bisa didiagnosa dan juga karena BUMD ini diketahui memiliki banyak asset.

“Hanya saja langkah penyelamatan itu perlu diawali dengan dilakukannya langkah audit investigasi yang menyeluruh terhadap PT GNE ini oleh BPK RI. Makanya kami meminta pimpinan Dewan segera bersurat kepada BPK RI untuk melakukan audit investigasi,” tegas pria yang akrab disapa Aji Maman ini.

Dari hasil audit yang dilakukan oleh BPK RI itu nanti akan ada hasil rekomendasi yang akan diserahkan baik kepada Kepala Daerah maupun kepada pimpinan Dewan sesuai dengan PP 54 tahun 2017 tentang BUMD.

“Rekomendasi itu tidak akan jauh dari PP tersebut. Dan berdasarkan rekomendasi itu nantinya kepala daerah dapat mengambil sikap lebih lanjut apakah mau diselamatkan atau tidak,” ujarnya.

Langkah audit investigasi itu menurutnya sangat diperlukan juga untuk mengetahui total asset PT GNE baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak itu dipergunakan untuk apa saja dan alirannya kemana saja.

“Begitupun penggunaan anggaran penyertaan modal, berbagai pinjaman Bank yang sangat besar itu dipergunakan untuk apa saja dan mengalirnya kemana saja?. Ini semua penting untuk ditelusuri,” kritisnya.

Ia mengaku kecewa sejatinya sebuah perusda seperti GNE itu dapat memberikan konstribusi kepada daerah.

“Tapi ini tidak ada sama sekali. Jangankan bicara laba, modal saja ini masih harus kita telusuri, dipergunakan untuk apa modal ini. Makanya ini perlu diaudit,” tandasnya. (GA. Im*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page