Gardaasakota.com.-Belasan orang, termasuk anak-anak, guru, dan orangtua di SDN 11 dan SDN 42 Kota Bima, diduga mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu, 8 Oktober 2025.
Sedikitnya 23 orang menjadi korban, dengan 11 orang di SDN 11 dan 12 orang di SDN 42, dan harus dilarikan ke IGD beberapa rumah sakit di Kota Bima.
Komite SDN 11 Kota Bima, Zaharuddin HM. Saleh, S.H, menyatakan bahwa para korban saat ini tengah dirawat di beberapa rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Bima, Rumah Sakit Angkatan Darat, dan Rumah Sakit Ranggo.
Ia meminta pertanggungjawaban pihak pengelola dapur MBG yang menyuplai makanan di SDN 11 dan 42 Kota Bima dan meminta perhatian pemerintah Kota Bima untuk mengunjungi korban.
Salah satu siswa SDN 11, M. Dzafran, yang saat ini dirawat di RSUD Ranggo Kota Bima, mengaku bahwa kondisinya baik-baik saja sebelum mengonsumsi MBG, namun setelah itu mengalami sakit perut, muntah, dan diare.
Ia telah dirawat selama empat hari sejak Kamis. Senada dengan itu, teman sekolahnya, Fatimah Azzahra, juga mengalami gejala serupa dan dirawat di rumah sakit yang sama.
Kepala SDN 11 dan 42 Kota Bima Belum Tahu Soal Dugaan Keracunan MBG
Kepala SDN 11 Manggemaci Kota Bima, Hartuti, S.Pd, dan Kepala SDN 42 Manggemaci, Maryani, S.Pd, mengaku belum tahu soal dugaan keracunan MBG di sekolah mereka. Keduanya sedang tidak ada di sekolah saat kejadian karena mengikuti rapat di luar.
Hartuti menyatakan bahwa dirinya tidak tahu apakah ada keracunan MBG atau tidak karena itu ranahnya medis. Maryani bahkan mengaku belum menerima laporan soal ada yang keracunan di sekolahnya karena dirinya selalu mencicipi menu MBG sebelum disajikan kepada siswa.
Namun, pada hari Rabu itu, dirinya tidak tahu menu MBG apa saja yang disajikan karena sedang ada rapat di luar. (GA. 003*)