Julhaedin |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Direktur Perumda Aneka Kota Bima, Julhaedin atau yang akrab disapa Rangga Babuju, mengaku sudah mendapat kabar terkait dengan tidak adanya alokasi dana Penyertaan Modal di tahun 2022 nanti untuk Perumda Aneka dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bima.
“Iya soal itu saya sudah dapat kabar sejak November lalu,” ungkap Rangga saat kepada Garda Asakota saat dikonfirmasi, Senin malam (20/12).
Menurutnya, untuk mengantisipasi hal itu pihak Perumda sudah membuat skema produksi tahun 2022 dengan menggunakan sisa anggaran tidak terpakai di tahun 2021 plus keuntungan usaha 2021 dan cashflow unit 2021.
Sebab diakui Rangga, selama 2021 dana penyertaan modal dari Pemerintah Kota, telah dimaksimalkan untuk investasi mesin dan peralatan pendukung produksi.
Untuk itu pihaknya optimis di tahun 2022 nantinya Perumda akan bisa maksimal dalam menggenjot produksi. “Karena RKA 2022 yang kita ajukan ke Pemkot tidak bisa dipakai karena anggarannya nihil, maka kita akan maksimalkan untuk menggenjot produksi,” katanya.
Lalu berapa besar dana tersisa Perumda Aneka sekarang hingga skema produksi tahun 2022 sudah dibuat lebih awal?, secara internal Rangga mengaku gambarannya ada.
Namun pihaknya enggan membocorkan informasi terkait dengan berapa sisa dari alokasi dana tahun 2021. “Soal angka, itu kewenangan KPM selaku pemilik modal yaitu Walikota Bima,” sahut Rangga.
Pria gondrong berkaca mata tersebut menambahkan bahwa bisa saja KPM (Kuasa Pemilik Modal) memberhentikan atau membekukan produksi bila dianggap perlu lantaran KPM punya kewenangan itu, termasuk meminta pemberhentian sementara penyertaan modal untuk Perumda karena pertimbangan kemampuan keuangan daerah (Perda Nomor 8 dan 9 tahun 2019 dan Kepmen no 118 tahun 2017).
“Alasan lain tentu Kondisi keuangan daerah di tengah Covid 19 ini lah yang menjadi landasan untuk melakukan pemberhentian sementara untuk penyertaan modal tersebut,” imbuhnya.
Dia menambahkan, kegiatan usaha masih bisa terus berjalan dengan mesin dan peralatan yang ada berdasarkan pada analisis stock opname bahan baku yang masih dapat digunakan hingga Maret yang akan datang, dengan ritme pemesanan maksimal 5.000 totebag tiap bulan, 2.000 coffee cup tiap bulan, 10.000 papper cup dan plastik cup tiap bulan serta 3.000 lembar kemasan tiap bulan.
Sementara unit Ticketing dan unit Oleh-Oleh, menggunakan dana tetap dengan cashflow dan margin.
“In shaa Allah kami optimis Perumda tetap bisa produksi seperti biasa selama tahun 2022 nanti,” pungkas Rangga. (GA. 003*)