Mataram, Garda Asakota.-
Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) sekaligus sebagai Plt Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia, Dr Ir Ismail, M.T., mengungkapkan dipilihnya Provinsi NTB sebagai salah satu Provinsi yang menjadi tempat penyelenggaraan Sosialisasi terhadap Rencana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Digital dan Pemanfaatan Spektrum Frekuensi Radio Menuju Indonesia Maju, dikarenakan Provinsi NTB merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak agenda-agenda Internasional kedepannya.
“Salah satunya adalah event MotoGP yang akan diselenggarakan pada Maret 2022. Selain itu ada juga event-event G20 yang juga akan diselenggarakan di NTB,” kata Dirjen SDPPI sekaligus Plt Dirjen PPI, Dr Ir Ismail, M.T., ini kepada sejumlah wartawan usai dilaksanakannya gelaran acara Diskusi Publik Akselerasi Pembangunan Infrastruktur Digital dan Pemanfaatan Spektrum Frekuensi Radio Menuju Indonesia Maju yang digelar pihaknya di Hotel Lombok Astoria, Jum’at 17 Desember 2021.
Sosialisasi ini juga menurutnya diselenggarakan sebagai salah satu langkah antisipasi terhadap bangkitnya perekonomian Indonesia paska merebaknya wabah pandemi Covid-19.
“Kita berdo’a bersama agar ketika wabah Covid19 ini cepat mereda, masyarakat NTB dapat lebih cepat menikmati investasi infrastruktur Digital dan Pemanfaatan Spektrum Frekuensi Radio yang menggunakan layanan broadband ataupun layanan berkualitas, baik itu dengan menggunakan seluler maupun dengan menggunakan layanan fix broadband atau cable broadband. Apalagi Provinsi NTB ini diketahui memiliki banyak talent-talent digital yang cerdas sehingga perlu difasilitasi dengan konektivitas yang baik agar mereka bisa bekreasi lagi dengan lebih baik dalam dunia digitalisasi,” kata Ismail.
Pihaknya mengungkapkan telah banyak berdiskusi dengan Pemerintah Provinsi NTB dalam hal ini Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah, terkait dengan bagaimana mengatasi isu blank spot atau daerah yang tidak bisa mendapatkan sinyal atau jaringan seluler yang ada di Provinsi NTB.
“Sehingga targetnya nanti, tidak akan ada lagi area-area blank spot di wilayah Provinsi NTB, seperti di wilayah Lombok Utara dan di wilayah Pulau Sumbawa. Ini akan menjadi masukan bagi kami untuk diselesaikan baik melalui program yang ada di Kominfo seperti program BLU BAKTI Kominfo atau dengan Operator Seluler,” kata Ismail.
Kemenkominfo RI, menurutnya, telah menyiapkan anggaran puluhan trilyun untuk mengatasi isu blank spot diseluruh wilayah Indonesia. Dan pihaknya mengatakan Provinsi NTB menjadi salah satu wilayah prioritas yang akan diselesaikan menyangkut isu blank spotnya ini.
“Kenapa NTB menjadi salah satu wilayah prioritas? karena NTB ini merupakan daerah pariwisata super prioritas sehingga masalah blank spot ini menjadi salah satu prioritas yang harus diselesaikan terlebih dahulu,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Siti Rohmi Djalillah, menyambut baik digelarnya acara Diskusi Publik Akselerasi Pembangunan Infrastruktur Digital dan Pemanfaatan Spektrum Frekuensi Radio Menuju Indonesia Maju oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI) / Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI.
“Alhamdulillah acara ini diselenggarakan di NTB. Bagi semua tamu kami yang datang ke NTB, selamat datang. NTB adalah daerah yang luar biasa indah yang terdiri dari dua Pulau yakni Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa serta lebih dari 370 Pulau Kecilyang hampir semuanya indah,” kata sosok yang akrab disapa Umi Rohmi ini.
Digitalisasi, menurut Ibu Wagub, menjadi sesuatu hal yang sangat penting. Sebab menurutnya, dalam Pemerintahan Zul-Rohmi saat sekarang ini, komunikasi dengan masyarakat menjadi sesuatu keniscayaan.
“Jadi kami tidak menginginkan komunikasi itu hanya terjadi pada satu arah, tetapi harus terjadi dua arah yakni masyarakat ke Pemerintah dan Pemerintah ke Masyarakat. Dan kami sangat terbantukan oleh adanya teknologi. Apalagi pada masa pandemi dimana aktivitas sangat dibatasi oleh karena adanya pandemi Covid19. Tapi Alhamdulillah, inovasi itu terus tumbuh dengan kemajuan digitalisasi. Di NTB ini kami menghasilkan satu platform yang disebut SEMETON sama seperti aplikasi ZOOM, tapi SEMETON ini merupakan aplikasi yang diproduksi sendiri untuk kita jadikan aplikasi meeting secara internal sehingga kita bisa melaksanakan pekerjaan kita secara produktif,” ujar Ibu Wagub.
Dalam sektor Kesehatan dan Industri serta sektor lainnya, kata Wagub, semua menggunakan aplikasi yang mempermudah pelaksanaan pekerjaan kami selama masa pandemi tersebut. Semisal dalam aspek Kesehatan, ada aplikasi yang disebut Sistem Informasi Posyandu yang memuat tentang isu kesehatan dan sosial di NTB. Aplikasi lainnya adalah aplikasi Lestari yang merupakan aplikasi pengendalian lingkungan.
“Ada juga aplikasi Siaga untuk sektor kebencanaan agar masyarakat NTB ini lebih aware tentang bencana. Sehingga edukasi tentang kebencanaan tidak perlu lagi mendatangi langsung masyarakat ke setiap dusun, akan tetapi dengan aplikasi Siaga ini masyarakat NTB bisa memanfaatkannya sebagai media edukasi dan lainnya,” kata Umi Rohmi.
“Jadi hampir semua bidang pembangunan yang ada di NTB ini kita usahakan menggunakan teknologi. Dan kami merasakan efisiensi yang luar biasa dengan penggunaan teknologi. Bahkan dengan teknologi, pembangunan berbasis desa juga akan bisa dilaksanakan dengan mudah. Dengan teknologi, kita bisa menyatukan visi, menyatukan mindset, jauh lebih cepat. Sehingga kedepan kami tidak takut untuk mengatakan bahwa NTB ini akan menjadi Smart Goverment. Sebab aplikasinya sudah sangat siap. Banyak aplikasi yang dihasilkan oleh anak-anak NTB sendiri yang sangat membantu kami untuk bekerja,” sambungnya.
Sementara untuk ketersediaan jaringannya sendiri, kata Wagub, masih terdapat sekitar 42 titik yang masih blank spot. Wagub dalam kesempatan itu berharap Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI) / Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfor) RI, dapat segera dituntaskan.
“Sebagian besarnya ada di wilayah Pulau Sumbawa. Disebabkan oleh medannya yang sangat sulit. Tapi kami optimis kedepannya hal itu bisa tuntas diselesaikan,” tutupnya.
Pantauan wartawan media ini, acara Diskusi Publik Akselerasi Pembangunan Infrastruktur Digital dan Pemanfaatan Spektrum Frekuensi Radio Menuju Indonesia Maju, dipandu langsung oleh pelawak senior yang akrab disapa Mi’ing Bagito. Pria yang bernama asli Tubagus Dedy Mi’ing Gumelar, ini cukup membuat suasana diskusi yang dihadiri oleh ratusan peserta menjadi hangat. (GA. Ese*)