Jumat Perdana di Bulan Ramadhan 1446 Hijriah, Ini Pesan Moral Ustadz Abdul Haris 

Ustadz Abdul Haris saat menjadi Khatib Jumat di Masjid Ummatan Wahidah di Kelurahan Santi Kecamatan Mpunda Kota Bima, Jumat (7/3/2025)

Gardaasakota.com.-Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, terlebih hari ini adalah hari Jumat yang juga istimewa dalam Islam maka Ustadz Abdul Haris, S.Pdi, yang menjadi Khatib Jumat perdana di bulan Ramadhan (7/3/2025) mengajak kaum muslimin untuk selalu bersyukur dengan segala nikmat yang Allah berikan dan senantiasa meningkatkan kualitas keimanan, amal, dan ketakwaan kepada Allah SWT.

“Mari kita selalu bersyukur dengan segala nikmat yang Allah berikan dan senantiasa meningkatkan kualitas keimanan, amal, dan ketakwaan kepada Allah SWT,” ajak Ustadz Abdul Haris saat menjadi Khatib Jumat di Masjid Ummatan Wahidah di Kelurahan Santi Kecamatan Mpunda Kota Bima.

Ustadz mengutip surat Ibrahim ayat ke 7, Wa idz ta’adzdzana robbukum lain syakartum laazidannakum walain kafartum inna adzabi lasyadid.

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”

“Yang bersyukur itu golongannya sedikit, moga kita semua tergolong dari yang sedikit itu,” harapnya.

Pesan penting lainnya yang disampaikan Ustadz di Juma’t perdana Ramadhan 1446 Hijriah, karena umat muslim bisa berjumpa lagi dengan Ramadhan.

Sebab, kata dia, tidak sedikit saudara dan kerabat lainnya yang hilang dari pandangan mata atau sudah menghadap Allah SWT.

Namun, ia berharap di bulan yang  penuh berkah dan ampunan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan meningkatkan ibadah, memperbanyak sedekah, dan memperbaiki diri.

Namun diingatkannya pula, banyak orang yang berpuasa tapi tidak dapat apa-apa karena beberapa sebab. Merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW. Hadis ini menjelaskan bahwa ada banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan pahala puasa.

Alasan tidak mendapatkan pahala puasa karena sekurang kurangnya ada empat penyebab yang menyebabkan puasa hilang pahalanya. Yang pertama, Al-Fitnah dan Ghibah yakni seseorang yang tidak bisa menjaga lisannya dari fitnah. Kemudian Namimah (adu domba) yang memimbulkan kebencian antara sesama dan Al-Kadzab (berdusta).

“Semoga Allah SWT menjaga lisan kita, dan yang keluar dari lidah kita ini betul-betul mengandung kebaikan,” tandasnya. (GA. 212*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page