Di usianya yang ke-23, Kota Bima telah menorehkan berbagai capaian di berbagai bidang, termasuk pendidikan.
Sebagai seorang pendidik yang turut menyaksikan perkembangan pendidikan kota bima dari dekat, saya melihat momen ulang tahun Kota Bima dan kepemimpinan kota bima yang baru di bawah komando Walikota dan Wakil Walikota Bima, H. A. Rahman H Abidin, SE-Feri Sofiyan, SH (Aji Man dan Aba Feri) merupakan waktu yang tepat untuk merefleksikan dan masukan arah dan tantangan pendidikan kita ke depan.
Visi Kota Bima “Maju dan Bermartabat” merupakan kompas moral dan arah pembangunan, termasuk dalam dunia pendidikan. Namun, kemajuan dan martabat itu tidak cukup diukur dari infrastruktur dan angka statistik semata. Akan tetapi harus tercermin dalam karakter, daya juang, dan akhlak generasi muda kita.
Saat ini, tantangan pendidikan di Kota Bima tidak hanya soal keterbatasan sarana, tetapi lebih mendalam yaitu penurunan moral peserta didik, lemahnya daya juang, serta kesenjangan antara kompetensi akademik dan karakter kepribadian.
Generasi milenial dan Gen Z yang hidup di era digital kerap dihadapkan pada perubahan yang sangat cepat, dunia maya yang kompleks, dan lemahnya kontrol sosial di lingkungan.
Dalam kondisi ini, tanggung jawab pendidikan tidak bisa dibebankan pada sekolah saja. Orang tua, masyarakat, dan lingkungan harus ikut terlibat secara aktif.
Sebagai pendidik, saya percaya bahwa transformasi pendidikan harus menyentuh hal-hal mendasar antara lain membangun nilai moral, menumbuhkan semangat belajar yang gigih, dan menguatkan kolaborasi antara sekolah dan keluarga. Pendidikan di Kota Bima harus lebih dari sekadar mencetak siswa cerdas, tapi juga membentuk manusia yang tangguh dan bermartabat.
Olehnya demikian dalam menjawab tantangan pendidikan tersebut pemerintah kota bima perlu melakukan aksi nyata yaitu:
1. Penguatan Kurikulum Karakter di Sekolah
Pemerintah Kota Bima dalam hal ini DIKPORA kota Bima dapat menyusun kebijakan yang memperkuat pendidikan karakter melalui integrasi nilai-nilai lokal dan religius dalam kegiatan sekolah. Ini bisa diwujudkan melalui Program Sekolah Ramah Anak dan Berkarakter, Kerja sama dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lembaga adat dalam penguatan moralitas peserta didik dengan program guru kunjung ke sekolah, Integrasi nilai “Maja Labo Dahu” (malu dan takut berbuat salah) ke dalam pendidikan sehari-hari. Nilai ini perlu dibuatkan kurikulum atau strategi dalam implementasikan kepada murid.
2. Mendorong Kolaborasi Sekolah dan Orang Tua
Sebagai bagian dari Tripusat pendidikann peran orang tua perlu diperkuat. guna mengatasi lemahnya tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anak, olehnya demikian pemerintah perlu melakukan kebijakan seperti memperkuat peran KOMITE di setiap sekolah.
Peran KOMITE selama ini perlu diatur kembali sesuai peran yang sebenarnya, tidak hanya sekedar seremoni belaka tapi bagaimana peran aktifnya baik dari moril maupun materil untuk sekolah yang bermatabat. Kemudian menyelenggarakan Sekolah Parenting secara berkala di tingkat kelurahan dan kecamatan, untuk mediskusikan keadaan dan perkembangan murid di sekolah serta dicarikan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah tersebut. Selanjutnya Melibatkan DIKBUD, PKK, Dinas Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak, BKBN, DIKES, KESBANGPOL, POLPP, dalam kampanye penguatan peran keluarga dan penanganan perilaku amoral serta kenakalan remaja di kota bima baik saat jam sekolah maupun di luar jam sekolah.
3. Revitalisasi Peran Guru sebagai Teladan
Melalui Dinas Pendidikan dan olahraga, Pemkot bima dapat menyelenggarakan pelatihan berkala tentang pedagogis modern, berpikir kritis, microlearning, berpikir komputasi dan pemanfaatan teknologi pendidikan, memberikan penghargaan tahunan kepada guru-guru inspiratif sebagai motivasi moral dan profesional.
Penghargaan bisa dalam bentuk melanjutkan studi dan dalam bentuk fasilitas lainnya, serta mengadakan pendampingan psikososial untuk guru dalam menangani peserta didik dengan tantangan moral dan sosial.
4. Digitalisasi dan Transformasi Pembelajaran
Sesuai zamnnya, pendidikan menghadapi anak-anak genersai milenial dan gen Z. Dalam menghadapi generasi milenial dan Z, maka pemerintah perlu mendorong penggunaan platform pembelajaran digital berbasis lokal, Mengadakan pelatihan microlearning dan computational thinking bagi guru dan siswa, menyediakan Pusat Inovasi Pembelajaran Digital di bawah Dinas Kominfotik atau Dinas Pendidikan, Memberdayakan BRIDA sebagai pusat inovasi dan memberdayakan murid-murid hebat untuk dibina dalam berinovasi
5. Gerakan Kota Belajar Sepanjang Hayat
Belajar sepanjang hayat penting untuk disadarkan ke semua stekholder di kota bima, sebagai bentuk komitmen terhadap pendidikan berkelanjutan, maka Pemkot Bima perlu menginisiasi Program Bima Cerdas 2045 sebagai visi pendidikan jangka panjang.
Membentuk Rumah Belajar Warga di kelurahan yang berfungsi sebagai pusat literasi, pelatihan keterampilan, dan kelas pembinaan karakter. Mengintegrasikan pendidikan formal, nonformal, dan informal dalam satu ekosistem pembelajaran kota.
6. Mewajibkan Indeks Kesejahteraan Pendidikan
Pemerintah Kota bima dapat merancang Indeks Kesejahteraan Pendidikan Kota Bima, rancangan ini dibuat dalam bentuk program untuk mendukukung IPM kota bima dari semua level sekolah dari TK sampai dengan SMA/SMK.
Data ini sebagai alat ukur bukan hanya akademik, tetapi juga moral, karakter, semangat juang, dan partisipasi orang tua. Ini akan menjadi basis dalam pengambilan kebijakan berbasis data.
Dengan langkah-langkah konkret ini, Pemerintah Kota Bima dapat tampil sebagai aktor utama dalam membangun pendidikan kota bima yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan, tetapi juga berkarakter, bermoral, adaptif, dan relevan dengan zaman.
Sebab hanya dengan pendidikan yang bermartabat, Kota Bima bisa benar-benar maju seperti visi besarnya “Bermartabat Maju”. Hal ini juga selaras dengan Visi propinsi NTB “Makmur Mendunia” bahwa jika semua stekholder pendidikan di kabupaten kota se-NTB sudah makmur semua dari berbagai aspek baik aspek kompetensi maupun karakter maka pendidikan NTB bisa go internasional (mendunia). Begitupun Kota Bima, hanya dengan pendidikan yang bermartabat kota bima akan maju baik dari sisi karater maupun kompetensi.
DIRGAHAYU KOTAKU, Selamat ulang tahun Kota Bima ke-23. Semoga pendidikan kita menjadi lebih inklusif, adaptif, dan mencerminkan nilai luhur yang akan membentuk generasi penerus yang bukan hanya cerdas, tetapi juga berbudi pekerti, berdaya juang tinggi, dan siap membawa daerah ini menjadi lebih maju dan bermartabat.
Penulis: Kepala SMAN 1 Kota Bima