MAN-FERI Bukan Orang Baru, Jejak Pengabdiannya Dimulai Sejak Pemkot Bima Terbentuk

Pasangan MARI disambut antusias masyarakat saat menggelar silaturahmi.

Gardaasakota.com.-Semenjak Kota Bima ini lahir tahun 2004 silam, mantan anggota DPRD dan mantan Wakil Walikota Bima dua periode H A Rahman H Abidin, SE, mengungkapkan kedekatan hubungannya dengan Subhan HM Nur, SH, mantan Ketua DPRD Kota Bima, Feri Sofiyan, SH, Wakil Walikota Bima 2018-2023, dan sejumlah politisi senior lainnya selama mengabdi di tanah kelahiran tercinta ini.

Meskipun diakuinya pernah beberapa kali menjadi rival politik, namun kedekatan dan hubungan silaturahim diantaranya tetap terjalin dengan baik hingga saat ini.

“Pak Subhan dan pak Feri ini adalah teman seperjuangan yang pernah sama sama menjadi anggota dewan pertama.

Dua puluh tahun kami bertemu dan berkali kali jadi rival politik, kami pernah sama sama dalam satu panggung politik sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota Bima, tapi Alhamdulillah kami tetap berhubungan baik.

Sekarang, kami bertiga bersatu demi Kota Bima yang lebih maju dan bermartabat,” ungkap Aji Man saat berorasi di tengah ribuan warga Rontu, Senin malam (30/09/2024).

Ketiganya bersama Almarhum HM Nur Alatif Walikota definitif pertama dan rekan-rekan anggota dewan periode 2004-2009, meletakan pondasi pertama pembangunan di Kota Bima ini sebagai Kota Pendidikan yang saat itu Ketua Dewannya Subhan HM Nur, Ketua Komisinya H. A. Rahman, dan Sekertarisnya, Feri Sofiyan.

“Apa yang kami sepakati pada saat itu?, kita sepakati membangun delapan sekolah bertaraf Internasional yang pertama di NTB, itu hasil kerja nyata, kolaborasi kami bersama bapak pembangunan Kota Bima almarhum HM Nur Latief periode 2004 2009,” ungkap Aji Man disambut yel yel ok MAN-FERI Good, nomor 1 menang dari massa yang membludak.

Di 2010, sambungnya, dirinya bersama HMQ melanjutkan tongkat estafet pembangunan di Kota Bima selama dua periode. Duet HMQ-Aji MAN saat itu sukses membangun jalan dua arah dari perbatasan Kota hingga Amahami, kemudian membangun pasar modern Amahami.

“Kami bangun jembatan Padolo 2, jembatan Padolo 3, jalan lingkar di Kelurahan Tanjung, seluruh jalan jalan di Kota Bima yang di niatkan almarhum Nur Alatif juga dituntaskan.

Kamipun banyak membuka dan membangun jalan usaha tani sebagai bentuk kepedulian kepada para petani,” urainya.

Menurutnya, setiap periode Kepemimpinnan itu pasti meninggalkan jejak pembangunan masing masing (legacy). Almarhum HM Nur Latief-HMQ misalnya, meninggalkan delapan sekolah bertaraf Internasional dan mencanangkan Kota Bima sebagai Kota Pendidikan.

Selanjutnya, di periode HMQ-Aji Man, menjadikan Kota Bima sebagai Kota Tepian Air dengan membangun Amahami sebagai icon Kota Bima.

Demikian juga di kepemimpinan HM Lutfi dan Feri Sofiyan, di bawah polesan tangan keduanya sukses menyelesaikan pembangunan Masjid Agung Al-Muwahidin, membangun Masjid dan Mushala di kota Bima, membangun sayap kantor Walikota dan masih banyak lagi pembangunan lainnya.

“Itu legacy setiap pemimpin,” terang mantan anggota DPRD NTB dari Partai Demokrat ini.

Untuk itu, kata Aji Man, setiap hal hal baik yang ditinggalkan para pemimpin sebelumnya wajib dihormati dan lanjutkan.

“Insya Allah di saat rakyat memberikan kepercayaan pada MAN-FERI, maka segala apa yang ditinggalkan oleh para pemimpin sebelumnya akan kita lanjutkan. Kita perbaiki, kita tingkatkan dan kita sempurnakan,” tegasnya.

Seperti mimpi HMQ dan dirinya pada waktu itu menjadikan Puskesmas Asakota sebagai Rumah Sakit rintisan yang akan dijadikan sebagai rumah sakit representatif harus tertunda.

“InsyaAllah, sekaranglah saatnya mimpi itu bisa di wujudkan bersama seluruh elemen warga Rontu yang pada malam ini begitu luar biasa untuk MAN-FERI.

Mimpi-mimpi itu tidak bisa kami wujudkan tanpa dukungan kebersamaan, bergendengan tangan bersatu padu menangkan MAN FERI pada 27 November nantinya,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, paslon MAN-FERI merupakan kolaborasi dua sosok yang sama-sama matang dan berpengalaman di Pemerintah Kota Bima.

Bukan hanya itu, MAN-FERI dinilai telah mengenal masyarakatnya dengan baik, begitupun sebaliknya masyarakat Kota Bima telah mengenal MAN-FERI dengan baik pula.

“Aji Man dan Aba Feri bukan orang asing bagi kami, keduanya bukan orang baru di Kota Bima. Jadi buat apa pilih yang lain jika sudah ada figur terbaik. Pokoknya, Aji Man dan Aba Feri selalu di hati,” demikian komentar warga. (GA. 003*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page