Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Dr Ir Ismail MT, (Foto: Ist*). |
Mataram, Garda Asakota.-
Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Dr Ir Ismail MT, mengungkapkan masyarakat yang menyaksikan event balapan dunia di Sirkuit Pertamina Mandalika dapat merasakan kenikmatan menggunakan layanan internet dengan kecepatan 5G selama event dunia itu berlangsung.
“Di event Mandalika ini, juga kami memberikan 5G experience kepada masyarakat kita baik itu kepada para riders, panitia dan sebagainya termasuk pengunjung dan masyarakat di NTB ini. 5G experincen ini penting untuk menunjukkan bagaimana kualitas jaringan network Indonesia. Karena boleh dibilang event seperti MotoGP Mandalika ini adalah etalase Indonesia ke Luar. Ini adalah suatu kesempatan dan suatu opportunity buat kita untuk menunjukkan bagaimana kualitas network jaringan kita. Dan 5G adalah salah satu teknologi terakhir yang terkait dengan mobile broadband yang juga sudah masuk di fase komersial,” terang Dirjen SDPPI yang juga merupakan Putra Kebanggaan Provinsi NTB ini saat menggelar Konferensi Pers pada Sabtu 19 Maret 2022, di Mataram.
Pihaknya mengungkapkan, di tahun ini, di Event MotoGP Mandalika ini, Kementerian Kominfo memberikan beberapa izin uji coba spektrum frekuensi untuk kepada operator seperti Telkomsel untuk memberikan layanan 5G experience ini.
“Alhamdulillah, ada di Band 3,5 GHz dan juga ada di Band 26 GHz. Ini adalah dua band frekuensi yang belum dirilis secara komersial tapi perlu dilakukan uji coba oleh reman-teman seluler operator untuk mendapatkan feel atau ekosistemnya seperti apa, baik itu disisi handsetnya maupun dari sisi BTS maupun ekosistem yang menghubungkannya agar masyarakat bisa menikmati 5G. Kenapa 5G?, karena 5G ini luar biasa, bisa memberikan kecepatan internet yang luar biasa cepatnya dan bisa mendeliver layanan-layanan baru yang tidak bisa di dliver di 4G. Dan itu ada di beberapa titik di Mandalika itu yang sudah bisa dinikmati. Tentu kita membutuhkan handset yang punya atau yang bisa mensupport 5G network,” ungkapnya lagi.
Selama pelaksanaan event MotoGP, menurutnya, Kementerian Kominfo jauh hari sebelumnya telah membangun Layer Backbone sebagai pengaman seluruh fasilitas Telekomunikasi dan Informatika (TIK).
“Layer bakcbone ini sudah dibangun oleh Telkom sudah jauh-jauh hari untuk mengamankan seluruh fasilitas TIK yang ada disana agar bisa beroperasi dengan baik. Karena backbone ini, namanya jaringan tulang punggung, semua titik dan jaringan akses itu terhubungnya dengan jaringan tulang punggung ini. Baik itu Fix Broadband maupun mobile broadband. Keduanya terhubung ke jaringan tulang punggung. Sudah ada empat (4) jalur Backbone yang disiapkan oleh Telkom untuk menjaga availablelity-nya atau ketersediaan jaringannya, menjaga back up redudansi dan sebagainya kalau salah satu dari jalur itu ada yang terganggu,” jelas Ismail.
Menurutnya, biasanya kalau standar normal infratruktur TIK itu cukup hanya dengan dua Layer Backbone. Ketika satu layer mati, maka satu lainnya akan mengamankan. “Ini sekarang di Mandalika ini sudah ada empat jalur back bone yang disiapkan. Jadi luar biasa, baik dari segi kapasitasnya maupun dari segi kehandalan maupun keamanan dari antisipasi terhadap terjadinya gangguan untuk layer backbone ini kita mumpuni. Mungkin, saya tidak tahu apakah di sirkuit lain diluar negeri, layer backbonenya sampai empat, saya kurang tahu. Ini salah satu keunggulan komparatif yang perlu diinformasikan bahwa back up jalur backbone infrastruktur telekomunikasi di Mandalika ini luar biasa karena ada empat jalur yang tersedia disana,” terangnya lagi.
Nah diatas jalur backbone ini, lanjutnya, dimanfaatkan oleh dua (2) grup yaitu terkait dengan fix broadband dan mobile broadband. Fix Broadband ini menurutnya, ujungnya adalah titik aksesnya WIFI yang akan dirasakan oleh semua titik disana termasuk untuk keperluan media, keperluan penyelenggara dan sebagainya yang membutuhkan akses internet dalam kapasitas besar.
“Untuk fix broadband disiapkan oleh beberapa pihak tapi utamanya oleh Telkom. Jadi Telkom juga yang menyiapkan layer fix broadband ini. Insha Alloh juga kapasitasnya ini sangat besar dan sudah terdeliver sesuai dengan kebutuhan masing-masing, Dan ini tentu terbuka kerjasama untuk para operator lainnya untuk menyiapkan mekanisme B to B atau Bussiness to Bussiness dengan teman-teman Tekom. Karena Telkom sudah memiliki kerjasama dengan ITDC untuk menyiapkan fasilitas infrastruktur di internal dari Sirkuit Mandalika itu,” ujar Ismail.
Sementara Mobile Broadband atau konektivitas melalui jaringan seluler, menurutnya, ini juga luar biasa. Karena dikatakannya, disana ada beberapa kendala seperti soal listrik yang belum merata diseluruh pelosok. Maka ini disiapkan dalam beberapa aspek teknologi. Jadi ketika listrik PLN belum ada pun, maka oleh teman-teman Seluller Operator ini disiapkan Genset juga untuk menjaga agar seluruh pengunjung di area titik akses Sirkuit Mandalika dan sekitarnya mendapat sinyal seluler yang cukup kuat dengan kualitas yang baik dan memadai.
“Bisa kita sebut sinyal broadband. Ini diantasipasi bukan dalam keadaan kosong. Tapi antisipasinya itu untuk 100 ribu pengunjung. Nah disini pihak penyelenggara atau pihak utamanya adalah Telkomsel. Tapi tentu saja ini terbuka untuk operator lain. Dan operator lain juga sudah masuk seperti XL, Indosat, dan lainnya mengcover area disekitar Mandalika itu,” imbuhnya.
Untuk menjaga itu semua, baik sinyal seluler maupun sinyal yang digunakan oleh panitia, khususnya Dorna, agar tidak mendapatkan gangguan atau intervensi dari aspek kualitas layanannya, menurutnya, Kementerian Kominfo, khususnya Dirjen SDPPI, telah menurunkan Tim sejak jauh-jauh hari untuk melakukan pengukuran terhadap sinyal-sinyal radio yang beroperasi disana untuk menjamin tidak terjadinya intervensi.
“Baik dari Balai Monitoring Mataram, kemudian ada juga diperbantukan dari Denpasar dan dari Jawa TImur. Ini sudah kita koordinasikan dengan baik dengan seluruh Panitia dan Dirjen SDPPI sudah menyiapkan sekitar 160 kanal frekuensi yang dimanfaatkan oleh Dorna. Itu sudah disiapkan Izin Stasiun Radio (ISR)-nya dan sudah dilakukan pengukuran, Kenapa ini sangat penting?. Karena banyak sekali perangkat di Dorna itu yang sangat sensitif terhadap gangguan atau intervensi spektrum frekuensi, Kita tidak ingin dalam event ini, karena ini berkaitan dengan keselamatan juga, baik itu keselamatan para riders yang akan melakukan aktivitas balapan disana. Itu yang kita jaga, sehingga dilakukan pengechcekan dan pengukuran selama beberapa minggu terakhir ini dan tim kami stand by penuh disana selama 24 jam untuk menjaga kemungkinan terjadinya gangguan spektrum frekuensi disana. Jadi boleh kita simpulkan bahwa kesiapan infrastruktur TIK di area Mandalika dan sekitarnya, Insha Alloh sudah aman,” pungkasnya. (GA. Ese*)