Aksi massa Advokasi Sosial Nusantara (ASN) mendapat pengawalan dari aparat Kepolisian Resort Kota Bima, Senin (30/10/2023). |
Kota Bima Garda Asakota.-
Di tengah masyarakat mengalami kesulitan air bersih akibat dampak kekeringan. Justru disinyalir Kepala Dinas Sosial (Dinsos), Yuliana S.Sos berenang di atas penderitaan warga.
Bagaimana tidak, Yuliana diduga menyalahkan gunakan jabatannya dengan memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan pribadinya dengan menyalurkan air bagi perusahaan milik suaminya.
Dugaan penyalahgunaan jabatan itu disorot sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Advokasi Sosial Nusantara (ASN) dengan menggelar aksi unjuk rasa di kantor Pemkot Bima, Senin (30/10/2023). Mereka meminta Pj Walikota mencopot Yuliana sebagai Kepala Dinsos.
“Kurang lebih 13 kelurahan di Kota Bima mengalami kekurangan air bersih. Tapi Kadis Sosial malah menggunakan mobil tangki air milik negara untuk kepentingan pribadi bukan untuk masyarakat,” korlap, Muhamad Faizin SH,
Kadis Sosial lanjut Faizin juga melanggar kode etik sebagai ASN. Diduga melakukan politik praktis untuk kepentingan politik suaminya, Syamsuri yang saat ini menjabat sebagai anggota perwakilan rakyat (DPRD) Kota Bima.
“Harusnya para pejabat dapat mengambil pelajaran kasus memilukan yang dilakukan oleh eks Walikota Bima yang saat ini di jadikan sebagai tersangka KPK,” katanya.
Ia meminta PJ Walikota Bima agar segera mencopot Kadis Sosial yang menyalahgunakan jabatannya atas penderitaan masyarakat kota Bima. Dengan kondisi kekeringan air bersih ini, Faizin mengharapkan Pj Walikota menambah beberapa armada sebagai penyuplai air bersih.
“Sesuai data di BPBD Kota Bima, kurang lebih 2.000 lebih jiwa di 13 Kelurahan mengalami kekurangan air bersih di kota bima,” ujar Faizin
Massa aksi juga meminta Pj. Walikota Bima untuk melakukan revolusi mental terhadap semua pejabat Kota Bima yang berotak kriminal. Cukup sekali Pemkot Bima tercoreng atas dugaan korupsi yang dilakukan oleh mantan Walikota Bima, yang saat ini menjadi tahanan KPK.
“Jangan ada pelaku korupsi selanjutnya yang kembali mencoreng nama Pemkot Bima,” katanya
Di sisi lain, Kepala Dinas Sosial Kota Bima Yuliana S. Sos, menyampaikan klarifikasi. Kepada sejumlah wartawan, dia membantah bahwa dirinya memanfaatkan mobil air tangki milik Pemkot Bima untuk mendrop air di perusahaan pavinblok yang ditengarai milik anaknya.
Di hadapan sejumlah wartawam, Yuliana mengaku, bahwa sebelum massa aksi ASN turun ke jalan, sudah datang konfirmasi dan dirinya tetap melayani untuk menjelaskan terkait persoalan tersebut.
“Sudah saya jelaskan bahwa tidak ada penyalahgunaan kewenangan, perusahaan pavin itu bukan milik anak saya, tapi milik orang lain.
Klarifikasi ini sudah disampaikan ke ASN. Mungkin karena tidak terima dengan penjelasan kami sehingga mereka turun demonstrasi,” bantahnya.
Kepada wartawan Yuliana juga meluruskan tudingan yang menyebut pihaknya telah memanfaatkan mobil tangki untuk kepentingan dirinya.
“Mobil tangki ke sana itu tanpa sepengetahuan saya, rupanya dia ke sana itu karena ditelepon oleh warga yang berladang di gunung untuk memenuhi kebutuhan air di sana.
Apakah salah kami menanggapi kebutuhan masyarakat, karena masyarakat yang menelpon itu juga bukan untuk kepentingan perusahaan, perusahaan di sana sudah ada bor air sendiri,” tegasnya.
Sementara itu, menjawab desakan para demonstran yang meminta Pj Walikota Bima agar dirinya dicopot dari jabatannya, Yuliana mengaku siap menerimanya. “Jika salah, saya siap menerima konsekuensi,” sahutnya. (GA. 355*)