Gardaasakota.com.-Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima melaksanakan kegiatan Pelatihan Pendekatan Human Centered Design (HCD) bagi tokoh Agama dan Kader serta tenaga Kesehatan untuk peningkatan demand imunisasi bertempat di aula Kantor Pusat Layanan Haji dan Umroh Terpadu (PLHUT) Lingkungan Kementrian Agama Kota Bima, Rabu (18/6/2025).
Kegiatan yang diSponsori oleh Unicef dan IAKMI (Ikatan Alumni Kesehatan Masyarakat Indonesia) NTB tersebut menggandeng Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dihadiri oleh Penyuluh Agama, Kader Posyandu serta Tenaga Kesehatan di Kota Bima dengan total 37 peserta.
“Kegiatamnya akan berlangsung selama dua hari,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima, Ahmad, S.Sos.M.Kes, kepada wartawan.
Menurutnya, masih banyak diantara kita yang beranggapan bahwa imunisasi itu mengandung zat zat yang haram di dalamnya dan belum bisa menerimanya secara utuh soal imunisasi ini.
“Masih ada kantong kantong atau daerah tertentu yang belum bisa menerima secara utuh soal imunisasi ini termasuk di Kota Bima,” imbuhnya.
Dengan kegiatan ini kata Ahmad pihaknya bisa menyebarluaskan informasi dan edukasi, setidaknya pada keluarga dan lingkungan sekitar sehingga program pemerintah khususnya program imunisasi ini mampu dimaknai dengan positif.
“Kenapa imunisasi ini penting?, karena penyakit penyakit yang timbul akibat kurangnya pemberian imunisasi ini banyak sekali terjadi di Kota Bima,” jelasnya.
Dia berharap apa yang dilaksanakan ini akan memberikan manfaat besar dalam meningkatkan cakupan imunisasi di Kota Bima, kemudian bisa memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat terkait dengan imunisasi.
Sementara itu Kabid P2PL (Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakiit) Dikes Kota Bima, Hj. Fitriani,M.KM.M.Kes, menambahkan bahwa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) masih menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak-anak di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan, telah menetapkan imunisasi sebagai salah satu program prioritas nasional dalam upaya peningkatan status kesehatan masyarakat, khususnya pada kelompok rentan seperti bayi dan anak-anak.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi serta cakupan secara nasional berada di posisi 10 besar, namun sejumlah tantangan masih dihadapi, termasuk keraguan masyarakat terhadap vaksin, informasi yang tidak akurat atau hoaks, hambatan sosial budaya, serta akses pelayanan yang belum optimal di beberapa wilayah.
Salah satu aspek penting yang perlu diperkuat dalam meningkatkan cakupan imunisasi adalah demand generation yakni bagaimana menciptakan permintaan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya imunisasi.
Dalam konteks ini, kata dia, peran tokoh agama dan kader kesehatan menjadi sangat strategis. Tokoh agama memiliki pengaruh kuat dalam membentuk opini, norma, dan perilaku masyarakat, khususnya di komunitas-komunitas dengan kedekatan nilai-nilai keagamaan.
Sementara itu, kader kesehatan, sebagai ujung tombak pelayanan dan edukasi di tingkat komunitas, memiliki kedekatan langsung dengan masyarakat dan berperan penting dalam memberikan informasi yang benar serta mendampingi proses layanan kesehatan, termasuk imunisasi.
Namun, upaya-upaya penyuluhan dan edukasi yang dilakukan seringkali masih bersifat satu arah dan belum sepenuhnya berbasis pada pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan, konteks sosial, serta dinamika komunitas lokal.
Dalam hal ini, pendekatan Human Centered Design (HCD) hadir sebagai solusi yang inovatif dan relevan. HCD merupakan pendekatan desain yang berpusat pada manusia, di mana proses perancangan solusi dimulai dari pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan, pengalaman, serta tantangan nyata yang dihadapi oleh masyarakat.
Dengan pendekatan ini, diharapkan solusi yang dirancang tidak hanya efektif secara teknis, tetapi juga relevan secara sosial dan budaya, serta lebih berkelanjutan.
Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman dan keterampil praktis kepada tokoh agama dan kader kesehatan di enam kabupaten/kota di Provinsi NTB dalam menerapkan prinsip-prinsip HCD untuk meningkatkan permintaan imunisasi.
Melalui pelatihan selama dua hari ini, peserta akan diajak untuk menggali secara mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat terkait imunisasi, mengidentifikasi peluang perubahan perilaku, serta merancang intervensi yang lebih responsif terhadap kebutuhan lokal.
Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk memperkuat sinergi antara tokoh agama dan kader kesehatan sebagai agen perubahan yang dapat bekerja sama dalam menggerakkan masyarakat.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh team work Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Deasy Mariyani, M.KM.M.Kes dan Kabid.P2PL Dikes Kota Bima, Hj. Fitriani,M.KM.M.Kes. (GA. 003*)