Pencanangan Desa Palama Kecamatan Donggo Kabupaten Bima sebagai Prototyping Desa Sadar Kerukunan digelar, Rabu pagi 29 Desember 2021, di Desa Palama. |
Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Pencanangan Desa Palama Kecamatan Donggo Kabupaten Bima sebagai Prototyping Desa Sadar Kerukunan digelar, Rabu pagi 29 Desember 2021, di Desa Palama.
Pantauan Media Garda Asakota, hadir dalam acara Prototyping desa Sadar Kerukunan di Desa Palama diantaranya Camat Donggo, KUA Donggo, TNI-Polri, Kepala Desa Palama, Kaltekis, dan puluhan tamu undangan lainnya.
Ketua FKUB Kabupaten Bima, Drs. H. Hanafi, menjelaskan bahwa agenda pertemuan ini sudah ditetapkan sebelumnya walaupun ada beberapa Desa lainnya memiliki beberapa agama namun dari penilaian bahwa Desa Palama ini yang sangat kental kehidupan bertoleransinya.
“Makanya dipilih Desa Palama sebagai Prototyping Pencanangan Desa Sadar Kerukunan,” tegasnya.
Menurutnya, salah satu contoh bentuk kerukunan umat beragama di Desa Palama yakni adanya bangunan masjid dan gereja yang saling berhadapan. Kedua sarana ibadah tersebut terletak di Dusun Nggerukopa Desa Palama.
“Ini patut menjadi contoh, kita harus saling menjaga toleransi antar umat beragama. Walaupun kehidupan di tengah perbedaan keyakinan,” ucapnya.
Kehebatan lain dari toleransi di Desa Palama ketika ada acara dari umat Nasrani maka dari pihak Nasrani menyerahkan sepenuhnya kepada umat muslim yang menyediakan makanan demi menjaga kerukunan antar umat beragama.
“Untuk itu, atas kondisi harmonis dan penuh toleransi ini kami mengucapkan terima kasih kepada kepala Desa Palama yang sudah memberikan contoh bagi masyatakat lainnya,” ujarnya.
Sambutan Tokoh lintas kerukunan antar umat agama yang disampaikan oleh Syamsudin, S. Ag, bahwa di Kecamatan Donggo khususnya telah ada tiga agama yaitu Islam, Katolik dan Protestan.
Meskipun masyarakat hidup berdampingan agamanya, namun dapat dilihat bagaimana tingginya keharmonisasian antara anggota masyarakat yang ada.
“Agama apapun pada kenyataannya apakah Islam, Katolik, dan Protestan tetap menjunjung tinggi nilai asli kepercayaan dan adat masyarakat sebagai penyatuan umat beragama,” katanya.
Sementara itu, Bupati Bima melalui Staf Ahli Drs. Ishaka, mengungkapkan bahwa harmonisasi kehidupan beragama diantara masyarakat Palama telah berlangsung sejak nenek moyang mereka.
Bahkan diakuinya, keberagaman mereka menjadi contoh sekaligus spirit dalam membangun bidang keagamaan sesuai dengan visi misi Bima yang Ramah.
Pantauan langsung wartawan, acara kemudian dilanjutkan dengan Penandatangan pernyataan sikap dan
pembacaan pernyataan sikap yang dibacakan oleh bapak Ismail.
Diantara pernyataan sikap itu, seluruh elemen diajak untuk bersama sama menjaga dan merawat serta memelihara kerukunan dan antar umat beragama yang dilandasi rasa toleransi, saling menghormati dan saling menghargai antar sesama umat beragama.
Selain itu menolak hoax, menolak ujaran kebencian dan mengajak masyarakat untuk tidak gampang percaya pada berita berita yang berpotensi pada perpecahan umat.
Bersama sama ikut berpartisipasi mengawasi dan menolak tindakan radikalisme, intoleransi dan terorisme demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. (GA. 008*)