Kasus Gigitan Anjing Masih Marak, Dua Warga Desa Waduruka-Langgudu Jadi Korban

Korban gigitan anjing rabies.

Garda Asakota.com.-Dua warga Desa Waduruka Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima yakni Siti Mariam (55 tahun) warga Rt 001, Rw 001 dan Nadira (8 tahun) warga Rt 004, Rw 002, mengalami serangan anjing gila di hari yang sama Minggu (27/7/2024), namun di waktu yang berbeda.

“Iya memang benar ada warga Desa Waduruka yang diserang anjing gila, kejadian ibu Mariam Desa Waduruka Kecamatan Langgudu pada hari Minggu tanggal 27 Juli 2024 sekitar pukul 13.15 Wita, sedangkan kejadian yang dialami Nadira sekitar pukul 10.15 Wita pagi,” ungkap Kepala UPT Dinas Peternakan dan Keswan Kecamatan Langgudu, Syamsuddin, S.Pt, kepada Garda Asakota.

Berdasarkan keterangan Kepala Dinas UPT yang saat itu didampingi Sekretaris Dinas UPT dan Keswan, Hanamsyah, S.Pt, korban Nadira saat itu sedang berjalan di lorong menuju rumahnya, tiba tiba datang anjing dari belakang yang langsung menggigitnya di bagian paha kaki sebelah kanan. Cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit dan pemberian VAR 2 dosis.

Sedangkan ibu Mariam sedang berjalan di samping rumahnya menuju WC. Tiba-tiba datang anak anjing peliharaannya dari belakang langsung menggigitnya di bagian punggung tangan/di bawah pergelangan tangan kanan

“Tindakan yang diberikan, diuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit, pemberian VAR 2 dosis, perawatan luka, dan pemberian obat,” terangnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Garda Asakota, populasi Hewan Penyebar Rabies di Kabupaten Bima NTB sungguh memprihatinkan. Tercatat hingga pertengahan tahun 2024 ini, estimasinya mencapai 146.594 ekor.

Sesuai data yang bersumber dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bima tercatat pada tahun 2019 terjadi 678 kasus gigitan, angka ini kata Kadis Peternakan dan Keswan Kabupaten Bima, drh. Joko Agus Guyanto, mengalami sedikit penurunan di tahun 2020 sebanyak 576 kasus, namun saat itu ada 3 kasus yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia yaitu 2 kasus di Kecamatan Langgudu dan 1 kasus di Kecamatan Tambora.

Demikian juga di tahun 2021 meski ada 1 kasus meninggal dunia di kecamatan Langgudu namun angka kasus gigitannya relatif jauh menurun yaitu sebanyak 155 kasus saja.

“Terparah terjadi di 2022 di mana 5 orang dinyatakan meninggal dunia dan lagi lagi 4 warga Langgudu jadi korban dan 1 kasus di Kecamatan Donggo,” ungkap Kadis.

Di tahun 2023 angka kasus gigitan rabies kembali alami lonjakan yang cukup siginifikan tercatat sebanyak 635 kasus yang mengakibatkan 3 orang meninggal dunia,1 warga Madapangga 1 warga Ambalawi dan 1 warga Sanggar.

Kemudian tahun 2024 dari Januari hingga 28 Juli angka kasus gigitan kembali menurun hingga 50 persen atau sekitar 346 kasus namun masih menimbulkan korban jiwa yaitu 1 orang kecamatan Parado 1 orang kecamatan Woha dan 1 orang kecamatan Langgudu.

“Dari kasus sejak 2019 hingga 2024 ini ada sebanyak 15 kasus gigitan yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia,” ungkapnya.

Atas kejadian ini, lanjut drh. Joko Agus Guyanto, telah dibentuk Forum Kasira (Kader Siaga Rabies) di 6 desa kecamatan Sanggar yang beranggotakan 5 orang setiap desa yang berasal dari masyarakat, TNI, Polri, kader Posyandu, perangkat Desa dan Pemburu dengan tujuan mempercepat proses pelaporan dan penanganan korban gigitan serta tindak lanjut pengambilan sampel otak HPR.

Pada tahun 2024 ini Forum Kasira juga akan dibentuk di 4 Kecamatan yaitu Madapangga, Langgudu, Donggo dan Lambu.

Namun perlu diketahui juga bahwa sejak tiga tahun terakhir tidak terjadi lagi tindakan eliminasi terhadap HPR karena keterbatasan anggaran dan juga vaksinasi hewan berbahaya ini masih rendah.

Namun yang pasti, kata Kadis, untuk dinas Peternakan dan Keswan sedang gencarnya gencarnya melaksanakan vaksinasi rabies di seluruh wilayah kabupaten Bima.”Dan untuk kelancaran kegiatan tersebut diharapkan bantuan dan kerja sama dari seluruh aparat dan masyarakat,” tandasnya. (GA. 003*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page