Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok menggelar forum hari pariwisata dunia ke-43 tahun 2023, Rabu 27 September 2023 di De Soultan Hotel. |
Mataram, Garda Asakota.-
Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok menggelar forum
hari pariwisata dunia ke-43 tahun 2023. Menghadirkan pelaku pariwisata yang ada
di Nusa Tenggara Barat, Rabu 27 September di De Soultan Hotel Poltekpar Lombok.
Pada kesempatan itu, Direktur Poltekpar Lombok, Dr. Ali
Muhtasom berharap, agar momentum itu dapat dijadikan sebagai momen hari
pariwisata dunia untuk menggugah kembali dan meningkatkan pelayanan khususnya
pariwisata halal atau halal tourism yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah
Provinsi NTB.
“Kita akan kembangkan konsep halal tourism itu, tugas
Poltekpar Lombok kaitan pembelajaran, mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul
bidang pariwisata. Kemudian penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang
menginternalisasikan halal tourism,” sebutnya.
Untuk benar-benar kembalikan halal tourism tersebut lanjut
Ali Muhtasom, bagian Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M)
sudah melakukan bimbtek di Desa Pujut, desa penyangga Destinasi Super Prioritas
(DSP) KEK Mandalika, untuk memberikan pelatihan barista, homestay dan bagaimana
nanti memberikan pelayanan di event MotoGP.
“Kami akan terus berupaya sukseskan event internasional
yang ada di NTB,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB,
Jamaluddin Malady yang hadir di forum tersebut berjanji akan terus bekerja
bersama dengan semua pihak untuk sukseskan event MotoGP bulan Oktober
mendatang.
Bahkan kata dia, saat ini Pemda Loteng telah membentuk
Satgas akomodasi baik terhadap hotel maupun transportasi, supaya tidak terulang
lagi seperti tahun sebelumnya, ada yang memanfaatkan event sebagai ladang
mencari untuk dengan cara menjual harga hotel melebihi standar.
“Sampai saat belum ada laporan dari diterima terkait
mahalnya harga hotel di event motoGP. Tentu ini langkah menindaklanjuti
peraturan gubernur,” tegasnya.
Menurut Jamal, dengan memberikan pelayanan yang baik, maka
wisatawan tentu akan senang berdatangan ke NTB. Begitu juga berkaitan dengan
halal tourism, sampai saat ini terus berjalan bersamaan dengan sport tourism.
“Saya berharap semua hotel dan pelaku perjalanan di
NTB, harus memiliki berkerja bersama. Tunjukkan bahwa NTB halal tourism,
jelaskan ke wisatawan bahwa di hotel ada tanda dan arah kiblat, di siapkan
sajadah dan mukenah,” tutupnya.
Diacara forum itu, terjadi diskusi panjang dari peserta yang
memberikan saran dan masukan terkait tindaklanjut serta implementasi halal
tourism yang sempat mengangkat nama baik NTB di mata dunia. (**)