Gardaasakota.com.-Peletakan batu pertama atau groundbreaking Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bima yang representatif dan modern dilakukan oleh Menteri Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin di Jalan Soekarno-Hatta Kota Bima, Rabu (28 Mei 2025)
Terpantau wartawan, Menkes tiba di Kota Bima menggunakan helikopter start dari Kota Mataram. Nampak mendampingi Menkes, Gubernur NTB dan Walikota Bima serta sejumlah Pejabat Pemkot Bima.
Dengan melakukan peletakan batu pertama, Menteri Kesehatan menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan yang memadai.
“Saya menitip pesan kepada Pemerintah Kota Bima, agar berkomitmen dalam pembangunan RSUD. Jangan pindah-pindah rumah sakitnya, minimal 15 tahun,” pesannya usai peletakan batu pertama.
Menteri juga menginginkan Pemerintah Kota Bima agar menyediakan tenaga dokter spesialis yang merupakan putra daerah.
Kalau belum ada, kata dia, Pemkot Bima disarankan untuk menyekolahkan putra daerah agar menjadi dokter spesialis, sehingga kemudian bisa mengabdi di tanah kelahiran tanpa harus pindah-pindah.
Kemudian untuk keberlangsungan pelayanan rumah sakit, Menteri juga mengingatkan terkait tata kelola rumah sakit yang harus dijaga.
Pada kesempatan itu, Walikota Bima, H A Rahman H Abidin dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa Kota Bima saat ini tengah giat melakukan transformasi layanan kesehatan.
“Namun, seperti daerah lain di wilayah timur indonesia, kami masih menghadapi keterbatasan sarana, SDM, dan infrastruktur,” ungkapnya.
Di hadapan Menteri Kesehatan, Walikota Bima mengharap dukungan terhadap sejumlah kebutuhan strategis di Kota Bima, antara lain pembangunan dan peningkatan puskesmas, terutama di wilayah padat seperti Rasanae Timur dan Kolo, demi pemerataan layanan dasar.
Kemudian Walikota juga minta optimalisasi layanan primer melalui integrasi sistem dan penguatan kapasitas SDM, agar pelayanan menjadi lebih sigap, terukur, dan berkualitas.
“Kami juga berharap ada peningkatan fasilitas penanganan ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) yang manusiawi, layak, dan terstandar,” harapnya.
Walikota juga menyampaikan ke Menteri Kesehatan bahwa Kota Bima telah mengajukan usulan DAK tahun 2026, baik untuk dinas kesehatan maupun RSUD Kota Bima, yang meliputi pembangunan/rehab berat puskesmas Penanae, pembangunan/rehab berat puskesmas Jatibaru, penambahan ruang layanan di puskesmas Rasanae Timur, penambahan ruang layanan di puskesmas Kolo, pembangunan/rehab pustu prima, pembangunan penambahan ruang rawat inap RSUD Kota Bima, pengadaan Pusling (puskesmas keliling) dan ambulans.
“Besar harapan kami juga untuk realisasikan DAK tahun 2025 untuk mendukung akselerasi pembangunan kesehatan yang inklusif dan merata,” harapnya. (GA. 212*)