Gardaasakota.com.- Tiga kandidat Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) NTB yakni pasangan nomor urut 1 Dr Hj Siti Rohmi Djalilah dan HW Musyafirin (Rohmi-Firin), pasangan nomor urut 2 Dr Zulkieflimansyah dan HM Suhaili FT (Zul-Uhel), dan pasangan nomor urut 3 H Lalu Muhammad Iqbal dan Hj Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda), akan mengadu gagasan visi-misi dan program dalam arena debat yang akan digelar pada 23 Oktober 2024 di salah satu hotel di Mataram.
Masing-masing paslon sudah menyiapkan strategi terbaik mereka untuk menghadapi debat tersebut guna meraih simpati publik.
Juru Bicara Paslon Iqbal-Dinda, Adhar Hakim, menegaskan tidak akan menggunakan strategi menyerang dua paslon petahana dalam arena debat tersebut.
Sebab, lanjut Adhar Hakim, publik (masyarakat) sudah memiliki catatan tersendiri terkait rapor kinerja kedua calon tersebut.
“Kami (Iqbal-Dinda) tidak pada posisi ovensif atau defensif karena kami sudah memahami betul pada rapor keduanya selama menjabat lima tahun sehinga publik memahami itu dan publik pasti memiliki catatan soal itu sehingga publik pasti mengklarifikasi apa jawaban-jawaban dari keduanya,” tegasnya kepada wartawan Senin 21 Oktober 2024 di Mataram.
Oleh karena itu, tinggal bagaimana saat ini KPU NTB mempersiapkan debat tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga jangkauannya lebih luas dan masyarakat bisa berpartipasi agar bisa mendapatkan catatan yang objektif dalam debat tersebut.
“Kami percaya karena kami punya referensi berdasarkan survei sehingga publik melihat jawaban dari setiap pasangan calon,” katanya.
Mantan Kepala Ombudsman NTB ini mengatakan tidak memiliki persiapan khusus dalam menghadapi debat perdana tersebut.
Meski demikian, konsolidasi secara internal tetap dilakukan bersama tim.
“Kalau persiapan tentu ada dua yang kami lakukan, yakni membangun koordinasi dengan KPU seperti mengikuti rapat terkait teknis persiapan debat, jadwal seperti apa. Kedua kami rapat di internal dengan membahas materi/tema debat sambil ngopi-ngopi. Jadi tidak ada persiapan khusus,” ujarnya.
Terkait tema debat yang telah ditetapkan KPU NTB, yakni reformasi birokrasi dan pelayanan publik untuk kesejahteraan rakyat. Menurut Adhar Hakim, pasangan calon Iqbal-Dinda tentu memiliki pengalaman terkait hal tersebut. Terlebih lagi Iqbal memiliki pengalaman karier yang banyak dihabiskan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Iqbal memiliki pengalaman perjalanan karirnya berada di salah satu institusi dalam pengembangan tugas dan fungsi khususnya dalam memberikan ide-ide dan gagasan dalam reformasi birokrasi dan pelayanan publik karena karirnya sebagai ASN di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu),” terangnya.
Tak hanya berkarier sebagai birokrat, selama menjadi ASN di Kemenlu, kata Adhar Hakim, sosok Iqbal juga terpilih menjadi birokrat yang berkinerja terbaik, sehingga dalam debat perdana nanti, Iqbal tinggal mengelaborasi perjalanan kariernya sehingga menjadi suatu keuntungan dalam peformanya pada debat nanti.
“Jadi tinggal menguji visi misi dan ide serta gagasan Pak Iqbal. Dan tentunya Pak Iqbal sudah siap untuk itu,” ucap Adhar Hakim.
Sebelumnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTB telah menetapkan tema debat perdana untuk Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang akan digelar pada Rabu 23 Oktober 2024, yakni reformasi birokrasi dan pelayanan publik untuk kesejahteraan rakyat.
“Debat perdana tersebut akan membahas dua tema dan kami sudah putuskan dan disampaikan ke pasangan calon (paslon), yakni reformasi birokrasi dan pelayanan publik untuk kesejahteraan rakyat,” kata Komisioner KPU Provinsi NTB Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Parmas dan SDM Agus Hilman.
Dari dua tema tersebut, KPU NTB bakal membagi ke dalam empat sub-tema yakni inovasi pemerintahan, pendidikan, kesehatan, dan sosial. Selanjutnya, debat tersebut akan dibagi ke dalam enam segmen. Segmen pertama pembukaan, pembacaan tata tertib, dan penyampaian visi-misi paslon.
“Segmen kedua dan ketiga pendalaman visi-misi menjawab pertanyaan yang memang telah disusun oleh panelis. Segmen keempat dan kelima itu pertanyaan antar paslon, saling bertanya dan menanggapi. Segmen enam atau segmen terkahir adalah closing statemen paslon sekaligus penutup,” ucapnya.
KPU juga telah menentukan bahwa masing-masing paslon boleh membawa maksimal 100 orang pendukung. Hilman menggarisbawahi, panelis yang dilibatkan KPU merupakan figur yang pakar di bidangnya sesuai tema yang telah ditetapkan.
KPU NTB berharap debat perdana Pilkada NTB itu bisa menjadi ajang pertarungan gagasan. Pemilih juga bisa melihat kedalaman visi-misi yang ditawarkan paslon.
“Kami berharap debat pertama ini bisa memicu, memantik pertarungan gagasan antar paslon. Kedua, kita berharap menjadi ruang kontestasi gagasan dan ide yang ditawarkan paslon kepada publik, juga bagi ruang bagi pemilih untuk lebih dalam mengetahui visi-misi dari paslon. Kita juga harap berjalan aman damai dan lancar,” katanya. (**)