Kota Bima, Garda Asakota.-Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bima, H. Nurdin Mansyur, S.Sos, MM, mengungkapkan potensi zakat fitrah setiap tahun di Kota Bima mencapai Rp 3,6 miliar. Hanya saja realisasinya hanya sekitar Rp1,5 miliar.
Hal itu diungkapkan Nurdin Mansyur saat kegiatan Sosialisasi Unit pengumpul zakat (UPZ) Mesjid dan Mushola se-Kota Bima tahun 2024 yang digelar di Kantor BAZNAS Kota Bima Senin kemarin.
“Potensi zakat fitrah Kota Bima itu sebenarnya cukup besar, yakni sekitar Rp 3,6 miliar jika dilihat dari jumlah penduduk muslim yang mencapai 145.880 ribu jiwa dengan nilai zakat fitrah Rp25 ribu,” ungkap Nurdin.
Akan tetapi lanjut dia, potensi itu belum optimal. Pasalnya realisasi zakat fitrah yang disetorkan ke BAZNAS Kota Bima tiap tahun itu, tidak sampai setengahnya saja.
“Yang terealisasi hanya Rp1,5 miliar saja. Masih jauh dari harapan,” lanjut dia.
Menurut dia, persoalan yang dihadapi adalah masih banyaknya warga muslim di kota Bima yang menerapkan kebiasaan lama yakni enggan menyetor zakat fitrah ke BAZNAS. Namun menyetorkannya ke keluarga sendiri.
“Termasuk juga disetorkan ke guru- ngaji dan Ina Sando (dukun anak) di kampung-kampung,” ujarnya.
Ia menjelaskan pada sisi lain, Baznas Kota Bima tidak pernah membeda- bedakan pada saat pendistribusian zakat konsumtif. Semua mendapatkan hak dengan porsi yang sama.
“Termasuk untuk UPZ Masjid dan Mushola yang setoran zakat fitrah nya ke Baznas sangat rendah yang tersebar di beberapa kelurahan,” jelas dia.
Akan tetapi persoalan itu akan menjadi tantangan bagi BAZNAS kedepannya. BAZNAS bersama UPZ akan terus melakukan sosialiasi langsung untuk menggugah kesadaran warga muslim Kota Bima agar mau menyetorkan zakat fitrahnya ke BAZNAS.
“Kita di tiap Kelurahan dan Mesjid dan Mushalla ada UPZ yang siap menerima setoran zakat fitrah dari warga,” ujarnya.
Berikut persentase 5 Kelurahan dengan tingkat rendahnya kesadaran warga yang setoran zakat fitrahnya ke UPZ.
1. Kelurahan Melayu hanya 10,70 persen.
2. Kelurahan Tanjung tingkat kesadaran 12,70 persen.
3. Kelurahan Paruga 14,26 persen.
4. Kelurahan Ule tingkat kesadaran 15,88 persen 5. Kelurahan Na’e sebesar 16,71 persen. (GA. 303*)