Garda Asakota.Com.-Pj. Walikota Bima, H. Muhammad Rum, secara resmi telah mengajukan surat pengundurkan diri. Menyusul itu, elemen masyarakat Kota Bima mulai memperbincangkan sosok Pj. Walikota yang akan melanjutkan kepemimpinan Kota Bima hingga dilantik Walikota defenitif pasca Pilkada November 2024 mendatang.
Tiga nama sudah diajukan oleh DPRD Kota Bima yakni H. Mukhtar Landa Sekda Kota Bima, M. Natsir, salah seorang pejabat di Kabupaten Bima, dan Dr. Muhammad Sumitro, SH, M.AP, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan pada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Meskipun usulan DPRD Kota Bima bukan menjadi satu-satunya sumber usulan, namun ketiga nama tersebut sudah ramai dibicarakan oleh ASN, politisi, dan masyarakat Kota Bima umumnya.
Pengamat politik, Prof. Dr. Kadri, M.Si mengatakan bahwa kedepan Kota Bima butuh figur Pj. Walikota yang netral dan bersih dari persoalan hukum. “Masyarakat dan ASN sudah mulai terkotak-kotak jelang Pilkada November mendatang. Oleh karena itu, Penjabat Walikota Bima harus seorang figur yang netral dan mampu mempersatukan agar kota Bima tetap kondusif di tengah ketatnya kontestasi Pilkada”, demikian pernyataan Prof. Kadri menjawab wartawan Ahad (14/7/2024).
Ketika ditanya syarat lainnya, Guru Besar Komunikasi UIN Mataram ini menyebut pentingnya Pj Walikota Bima yang berintegritas dan steril dari persoalan hukum agar tidak tidak tersandera dan diganggu oleh siapa dan kelompok manapun saat bekerja. “Kita tidak ingin penjabat Walikota Bima disibukkan dengan melayani demo atau memenuhi panggilan APH atas persoalan hokum yang dihadapinya”, sambung Prof Kadri.
Sebelum menutup telpon selulernya, Ketua Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik UIN Mataram tersebut menawarkan satu syarat lagi. “syarat ‘gaul’ harus ada dalam diri penjabat Walikota Bima, yakni gaul turun ke masyarakatmelihat kondisinya, gaul dengan birokrasi untuk koordinasi, dan gaul dengan pejabat provinsi dan pusat,” timpalnya.
Terkait nama yang memenuhi kriteria tersebut, Prof. Kadri mengakui kalau tidak ada figur calon Penjabat Walikota yang sempurna dengan memenuhi secara penuh dan maksimal tiga kriteria tersebut. Tapi paling tidak ada yang mendekati dilihat dari rekam jejak dan pengalamannya.
“Bila harus menyebut nama, dari nama calon yang beredar, saya menilai Dr. Sumitro berpotensi memenuhi syarat yang disebut tadi. Beliau pejabat pusat yang tidak memiliki beban persoalan dan relasional masa lalu dengan pemerintahan Kota Bima sehingga beliau diprediksi akan bersikap netral dalam mengawl Pilkada dan bisa bekerja secara professional,” ungkapnya.
Apalagi, tambahnya, Dr. Sumitro pernah terlibat sebagai anggota tim perumus dan pembahas RPP ASN dan KORPRI, yang di dalamnya terkait dengan bagaimana seharusnya ASN dan KORPRI bersikap netral dalamsetiap kontestasi politik.
Moderator Debat Calon Walikota Bima tahun 2018 ini juga menilai kalau Dr. Sumitro clean dari persoalan hukum sehingga beliau tidak akan tersandera oleh siapapun dan bisa bekerja dengan tenang dan professional jika dipilih menjadi Penjabat Walikota Bima.
Terkait dengan syarat gaul, Prof Kadri memprediksi kalau Dr. Sumitro punya nilai lebih dibanding nama-nama calon lain yang beredar di masyarakat. “Beliau orang baik dan tahu persis integritas dan kinerjanya,” ucapnya.
Pengalamannya di beberapa organiasi kemasyarakatan menjadi modal baginya untuk bisa beradaptasi dengan masyarakat. Demikian juga dengan kemampuannya untuk memimpin dan berkoordinasi dengan birokrasi di Kota Bima, Prof Kadri sangat yakin dengan kemampuan Dr. Sumitro karena pengalamannya sebagai Direktur SDM Kearsipan dan pengalaman menangani masalah pemerintah daerah selama menjadi Direktur Kearsipan Daerah. Dan yang paling penting adalah prestasinya untuk bisa mengikuti pendidikan PPRA Lemhanas, yang merupakan level pendidikan tertinggi dan terlama di Lemhanas”.
Melalui pendidikan Lemhannas inilah Dr. Sumitro memiliki wawasan luas dan kawan yang banyak dari unsur TNI, POLRI, Kejaksaan, Kehakiman, ASN, Parpol, dan LSM. “Semua ini bisa menjadi mitra multihelix dalam membangun Kota Bima.”, demikian Prof Kadri. (GA. 212*)