Blog  

Gubernur Diminta Bentuk Tim Pelobi Anggaran, TGH Hazmi: Kadis yang Tidak Bisa Jemput Anggaran, Dipecat

Anggota Komisi III DPRD NTB, TGH Hazmi Hamzar.

Mataram, Garda Asakota.-


Anggota Komisi III DPRD Provinsi NTB, TGH Hazmi Hamzar, mengungkapkan salah satu solusi dalam mengatasi minimnya anggaran di daerah adalah Gubernur harus mengintensifkan seluruh dinas yang ada di Pemerintah Provinsi untuk bergerak menjemput anggaran yang ada di Pemerintah Pusat.



“Bila perlu Gubernur harus membentuk Tim Pelobi Anggaran yang keanggotaannya juga melibatkan tokoh-tokoh masyarakat berpengaruh yang bertugas untuk menjemput anggaran yang ada di Pemerintah Pusat,” saran pria yang juga merupakan Pimpinan Yayasan Maraqitta’limat Mamben Lombok Timur ini, sebagaimana disampaikan kepada sejumlah wartawan belum lama ini.


Pihaknya mengungkapkan sampai dengan saat ini, hanya Pemerintah Provinsi NTB saja yang tidak memiliki Tim Pelobi Anggaran untuk menjemput dana-dana dari Pemerintah Pusat.


“Daerah-daerah lain di luar NTB ini semuanya punya Tim Pelobi Anggaran yang sangat kuat. Hanya NTB saja yang saya lihat belum memiliki Tim Pelobi Ini. Meski Gubernur sering membangun komunikasi sendiri dengan Pemerintah Pusat. Namun alangkah lebih bagus lagi Gubernur membentuk Tim Pelobi yang terdiri dari orang-orang luar Pemerintah yang memiliki channel dengan Pempus agar kinerjanya lebih optimal lagi. Bila perlu ketika Gubernur melobi anggaran ke Pusat itu bisa mengajak Ketua DPRD, begitu pun ketika seluruh SKPD melobi anggaran Pusat berbarengan juga dengan Komisi-komisi DPRD terkait agar bisa membuahkan hasil yang lebih maksimal,” cetus TGH Hazmi.


Menurutnya, peran Pemerintah Provinsi dalam menjemput anggaran Pusat ini perlu digenjot lagi. Seperti halnya dana-dana yang berkaitan dengan pengembangan UMKM yang ada di Kementerian, menurutnya, masih belum maksimal dijemput oleh Daerah.


“Padahal anggaran di Kementerian masih banyak yang belum terpakai. Kalau itu saja bisa dijemput oleh Pemprov, maka sudah pasti akan sangat membantu masyarakat kita dalam mengembangkan UMKM. Untuk pengembangan UMKM dalam program vokasi SMK di Dirjen Vokasi Kemendikbud, disitu saya tahu uang itu masih ada sekitar Rp5 Trilyun, tapi tidak pernah dijemput. Begitu pun dengan di Dirjen Pariwisata untuk pengembangan seni dan budaya, anggarannya juga masih banyak, juga tidak pernah dijemput,” ungkap TGH Hazmi.


Ketiadaan SPPD menurutnya bukan merupakan suatu kendala besar dalam menjemput anggaran pusat. Di daerah-daerah lain, dinas atau SKPD itu berlomba-lomba menjemput anggaran pusat.


“Saya berharap seperti di Daerah lain, kepala Dinas yang tidak bisa menjemput anggaran Pusat ini, itu dipecat. Kalau hanya sekedar membelanjakan, saya kira siapapun bisa menjadi Kepala Dinas,” tegas pria yang bakal maju sebagai Calon Anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini. 


Langkah mengintensifkan penjemputan anggaran Pusat ini menurutnya merupakan salah satu solusi jitu dalam menyelesaikan problem minimnya anggaran daerah. Sebab menurutnya, ditengah krisis anggaran yang dihadapi Pemprov, sudah tidak lagi bisa berharap banyak adanya program-program yang menopang aspek kesejahteraan rakyat.


“Dan kita harus realistis terhadap hal itu. Utang daerah saja masih belum bisa ditutupi sehingga kita tidak bisa mengandalkan dari APBD saja untuk menopang program kerakyatan kita. Entah besok lusa apakah kita akan berutang lagi untuk menopang program-program kita. Sehingga salah satu cara atau solusi dalam hal ini, kita harus gerakkan dinas-dinas itu untuk menjemput anggaran Pusat. Mereka harus rutin diberikan anggaran SPPD agar mereka bisa menjemput anggaran Pusat. Bila perlu libatkan orang-orang diluar Pemerintah untuk membantu. Saya yakin banyak orang diluar Pemda ini yang memiliki jaringan bagus juga dengan Pemerintah Pusat. Asalkan mereka diajak, mereka sudah pasti mau membantu,” pungkasnya. (GA. Im/Ese*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page