Walikota Bima: Kita Harus Tunduk Terhadap Hukum, Hukum Harus Jadi Panglima

Walikota Bima saat menyampaikan pesan di hadapan warganya. Foto: Ist


Kota Bima, Garda Asakota.-



Akhir akhir ini nama Walikota Bima, HM. Lutfi (HML), santer diberitakan oleh berbagai media massa. Pasalnya ia disebut sebut terlibat dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi yang saat ini tengah dibidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


Saat aksi penggeledahan ruang kerjanya dan beberapa tempat lain oleh Tim KPK beberapa hari kemarin, orang nomor satu di Kota Bima itu tengah berdinas di luar daerah.  


Namun pada Jumat siang tadi (1/9/2023), ia sudah kembali berada di Kota Bima. Sejumlah elemen masyarakat Kota Bima pun hadir menjemput kedatangannya di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Kehadirannya pun disambut sejumlah elemen warganya yang begitu antusias.


HML tiba di bandara Sultan Muhammad Salahudin Bima (SMS) Bima tepat sekitar pukul 13.20 wita atau usai sholat Jum’at. Tiba di bandara, HML langsung naik mobil menuju kediaman jalan Gajah Mada Kelurahan Rabadompu Kota Bima.


Di hadapan penyambutnya, HML didampingi isteri Hj. Ellya berpesan kepada semuanya agar tunduk terhadap hukum. “Kita harus tunduk terhadap hukum, hukum harus jadi panglima. 


Makanya saya tidak pernah berkecil hati, tidak pernah bersedih, saya hanya menangis kalau tidak bisa membangun kota ini,” ucapnya disambut tepukan semangat warganya. 


Sebagai Walikota ia merasa sudah cukup gembira karena telah meletakkan pondasi Kota ini menjadi sejajar dengan kota kota lain. 


“Walaupun penghargaan apresiasi saya sebagai tokoh Indonesia dibatalkan, tidak jadi masalah, saya cukup mengerti,” tuturnya.


Dia berharap proses hukum yang di tunggu ini bisa berjalan sesuai realnya sehingga keadilan bisa diletakkan setinggi tingginya. 


Untuk itu, HML memohon agar jangan ada perdebatan apapun, berikan pendidikan politik yang terbaik bahwa orang Bima ini orang yang santun, punya dedikasi, punya prinsip, punya pemahaman yang lebih baik.


“Makanya saya letakkan pendidikan karakter Maja Labo Dahu, itu falsafah hidup kita, kita gali kembali. Mudah mudahan keluarga bisa memahami karena bagi saya kebenaran itu tidak akan tertukar,” pungkasnya. (GA. 212*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page