Gardaasakota.com.-Bank NTB Syariah terus menunjukkan komitmennya sebagai lokomotif perekonomian daerah. Hal ini dibuktikan melalui apresiasi tinggi yang diberikan Komisi III DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) atas kinerja positif bank daerah kebanggaan masyarakat NTB tersebut.
Ketua Komisi III DPRD NTB, Sambirang Ahmadi, menilai kinerja Bank NTB Syariah sangat membanggakan, bahkan berhasil mencatatkan kondisi keuangan yang sehat berdasarkan laporan kinerja dan hasil audit per Juni 2025.
“Kesimpulan umum hasil rapat, Bank NTB Syariah saat ini berada dalam kondisi sehat. Ini tentu capaian yang patut dibanggakan,” ujar Sambirang.
Indikator Keuangan Mengesankan
Sejumlah indikator utama memperlihatkan kinerja impresif Bank NTB Syariah. Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 25,14%, jauh di atas ambang batas minimal 12%, mencerminkan kekuatan modal yang solid.
Return on Assets (ROA) tercatat 1,85% (sehat ≥ 1,5%), sedangkan Return on Equity (ROE) berada di angka 12,58% (sehat ≥ 10%), menandakan tingkat profitabilitas yang sangat baik.
Adapun Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 90,22% masih dalam rentang aman, sementara tingkat risiko pembiayaan bermasalah (NPF) terjaga rendah di angka 1,06%, jauh di bawah batas maksimal 5%.
Efisiensi operasional pun tercatat membaik, dengan rasio BOPO di level 78,31%, menandakan biaya operasional yang terkendali.
Dari sisi pertumbuhan, total aset Bank NTB Syariah melonjak menjadi Rp16,12 triliun, naik signifikan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp14,26 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) pun tumbuh menjadi Rp12,52 triliun, meningkat dari Rp10,67 triliun.
Komitmen Perbaikan Sistem Digital dan Transformasi Pembiayaan
Meski diakui memiliki kinerja keuangan yang solid, Komisi III DPRD NTB tetap memberikan sejumlah catatan konstruktif, khususnya terkait keamanan teknologi informasi (TI) pasca insiden siber pada Maret 2025 lalu.
“Insiden siber tersebut berdampak pada risiko operasional dan reputasi bank. Ini harus menjadi perhatian serius,” tegas Sambirang.
Komisi III DPRD NTB mendorong manajemen baru Bank NTB Syariah untuk segera melakukan pembenahan menyeluruh dalam sistem keamanan digital guna memastikan perlindungan maksimal terhadap data nasabah dan kepercayaan publik.
Selain itu, DPRD NTB juga menilai pentingnya Bank NTB Syariah untuk terus melakukan transformasi portofolio pembiayaan. Saat ini, lebih dari 89% pembiayaan masih berfokus pada sektor konsumtif. DPRD mendorong agar ke depan, porsi pembiayaan produktif seperti sektor UMKM, pertanian, perikanan, maritim, dan pariwisata dapat ditingkatkan.
“Pembiayaan produktif sangat penting agar bank bisa lebih bersinergi dengan visi pembangunan daerah,” kata Sambirang, legislator asal Dapil V Sumbawa-KSB.
Menjadi Kebanggaan dan Motor Penggerak Ekonomi Syariah Daerah
Komisi III DPRD NTB memastikan dukungan penuh terhadap langkah strategis Bank NTB Syariah dalam memperkuat daya saing, memperluas pembiayaan produktif, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat.
“Bank NTB Syariah adalah kebanggaan daerah. Dengan tata kelola yang lebih baik, bank ini berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi syariah NTB,” pungkas Sambirang.
Dengan semangat transformasi dan inovasi, Bank NTB Syariah optimistis melanjutkan perannya sebagai institusi keuangan syariah terpercaya yang mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus menjadi mitra strategis bagi pelaku usaha, khususnya UMKM di NTB. (*)