Pemerintah Kota Bima dan BBWS NT I Gelar FGD Pembangunan Kolam Retensi Amahami dan Taman Ria

Wakil Walikota Bima, Feri Sofiyan, SH

Gardaasakota.com.-Pemerintah Kota Bima bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara I mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Pembangunan Kolam Retensi Amahami dan Taman Ria di Aula Kantor Bappeda Kota Bima, Rabu (26/11/2025). Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Walikota Bima, Feri Sofiyan, SH, dan akan berlangsung selama 2 hari, dari 26-27 November 2025.

FGD ini menghadirkan berbagai unsur penting, mulai dari para kepala perangkat daerah, camat dan lurah, unsur BBWS NT I, konsultan, mitra program, hingga perwakilan komunitas lingkungan. Kegiatan diskusi ini menjadi ruang strategis untuk menyatukan pandangan serta merumuskan rekomendasi teknis pembangunan dua kolam retensi yang akan menjadi infrastruktur vital pengendalian banjir di Kota Bima.

Wakil Walikota menegaskan bahwa pembangunan kolam retensi Amahami dan Taman Ria bukan sekadar proyek fisik, melainkan strategi besar pengurangan risiko bencana banjir.

Kota Bima yang berada di wilayah rawan banjir, menurutnya, membutuhkan intervensi komprehensif untuk menurunkan puncak debit aliran, mengurangi genangan, serta melindungi wilayah permukiman.

“Kolam retensi akan menjadi ruang tampung air sementara yang sangat penting dalam mengurangi risiko banjir. Lebih dari itu, desainnya juga dipadukan dengan ruang terbuka hijau yang akan meningkatkan kualitas lingkungan, estetika kota, dan aktivitas masyarakat,” ujar Wakil Walikota.

Ia menekankan bahwa FGD ini harus memastikan pembangunan dilakukan tepat desain, tepat lokasi, dan tepat manfaat.

Melalui forum ini, para ahli, perencana tata ruang, perangkat teknis, serta masyarakat dihadirkan untuk memberikan pandangan dan memperkaya kajian. Wakil Wali Kota berharap FGD menghasilkan beberapa rekomendasi utama, antara lain analisis teknis yang matang dan berbasis data, desain kolam retensi yang efektif, aman, dan berkelanjutan, integrasi pembangunan dengan rencana tata ruang kota, termasuk jaringan drainase dan sungai, rencana operasi serta pemeliharaan jangka panjang.

Di akhir sambutannya, ia menegaskan komitmen Pemerintah Kota Bima untuk meningkatkan ketangguhan kota terhadap bencana, sekaligus menciptakan ruang kota yang produktif dan ramah lingkungan.

“Kami ingin menghadirkan Kota Bima yang lebih aman dan layak huni. Oleh karena itu, dukungan dan masukan dari seluruh pihak sangat dibutuhkan, mari kita bahas bersama,” tegasnya.

Setelah resmi dibuka, kegiatan dilanjutkan dengan paparan oleh berbagai pihak, termasuk BAPPEDA, BBWS Nusa Tenggara I, dan pihak konsultan, yang dilanjutkan dengan sesi diskusi terkait teknis, kelembagaan, dan kajian lingkungan. (GA. 003*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page