Mataram,
Garda Asakota.-
Kepala
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gde Putu Aryadi, S.Sos.MH.,
melepas keberangkatan dan menyaksikan penandatangan kontrak kerja 45 peserta
program magang Jepang Bali Tosha Lombok Kochi di Gedung Balai Guru Penggerak
NTB, Selasa (23/01/2024).
Ke-45
peserta magang tersebut berasal dari 6 kabupaten/kota yang ada di NTB dengan
rincian wilayah kerja prefektur Tokyo (bidang konstruksi) : Kota Mataram 3
orang, Kabupaten Lombok Barat 1 orang, Kabupaten Lombok Tengah 5 orang, Kabupaten
Lombok Timur 7 orang, Kabupaten Lombok Utara 1 orang, Bima dan Sumbawa 2 orang.
Wilayah
kerja prefektur Gunma Group (bidang restaurant dan perhotelan) : Kota Mataram 1
orang, Kabupaten Lombok Barat 2 orang, Kabupaten Lombok Tengah 5 orang, Kabupaten
Lombok Timur 14 orang, Kabupaten Lombok Utara 4 orang.
Dalam
sambutannya, Aryadi menyampaikan program pemagangan ke negeri sakura ini sangat
diminati oleh pemuda-pemudi di NTB. Selain karena mendapatkan uang saku yang
besar, peserta magang akan mendapatkan ilmu, bahkan selesai magang akan
diberikan bantuan modal untuk berwirausaha.
“Peserta
pemagangan ini nantinya selain mendapatkan skill yang sesuai dengan kebutuhan
industri, juga akan mendapat modal wirausaha setelah selesai magang. Uang saku
peserta bisa mencapai 14 juta rupiah per bulan,” kata Aryadi dihadapan
Kadisnakertras Kota Mataram dan Kadisnakertrans Kabupaten Lombok Timur yang
turut hadir pada acara tersebut.
Mantan
Irbansus pada Inspektorat Provinsi NTB mengungkapkan adanya program pemagangan
ke Jepang ini sangat membantu dalam menurunkan angka pengangguran. Karena
setelah magang Jepang ini, peserta pemagangan bisa dipastikan tidak akan
menganggur. Bahkan tidak sedikit yang telah menjadi pengusaha sukses.
“Para
alumni magang jepang, kini banyak sukses, Ada yang menjadi tokoh panutan yang
sukses menjadi pengusaha di dalam daerah maupun diluar daerah, bahkan ada yang
sukses jadi politisi,” ujarnya.
Lebih
lanjut, Aryadi memaparkan ada 3 hal yang perlu diperhatikan saat magang di
Jepang, yaitu pertama, perdalam ilmu dan pengetahuan serta membangun jaringan
seluas-luasnya selama melakukan magang di Jepang.
Kedua,
selalu menerapkan budaya disiplin, karena orang yang memiliki jiwa disiplin
adalah seorang pejuang. Ketiga, Pemerintah Jepang menerapkan hukum dan prinsip
perlindungan yang baik, tidak hanya untuk peserta magang, tetapi juga pekerja.
“Adik-adik
tidak perlu khawatir akan kesejahteraan hidup, seperti uang saku dan asuransi
kesehatan. Fokus perdalam ilmu, pengetahuan dan jaringan seluas-luasnya,”
ujarnya.
Aryadi
tak bosan-bosannya mengingatkan peserta magang agar tidak terkecoh pada calo
yang mengiming-imingi untuk pindah perusahaan magang saat di Jepang. Jika
peserta magang pindah perusahaan sebelum kontrak berakhir, maka akan menjadi
PMI non prosedural.
“Nantinya
adik-adik yang rugi sendiri jika terjadi masalah, karena pemerintah kesulitan
memperoleh data dan akhirnya akan sulit pula menemukan solusi terbaik,”
tegasnya.
Mengakhiri
sambutannya, mantan Kadiskominfotik NTB ini menyampaikan mulai tahun 2024 ada 1
perusahaan yang sudah memiliki job order untuk Send Skill Workers (SSW) di
Jepang melalui pola P to P.
“Jika
ini dibuka, maka setelah magang adik-adik bisa lanjut menjadi skill workers
dengan gaji yang lebih baik lagi. Untuk SSW paling banyak di cari adalah
perawat dan pertanian,” pungkasnya.
Sementara
itu, Ketua LPKS Bali Tosha Lombok Kochi Abdurahman, SE, MM mengucapkan terima
kasih kepada stakeholders sehingga lembaga bisa terus konsisten mengirimkan
peserta magang ke Jepang.
“Masing-masing
peserta ada yang mewakili setiap Kabupaten/Kota. Wilayah yang paling banyak
berasal dari Lombok Timur. Oleh karena itu, Kantor Bali Tosha Lombok Kochi akan
dibuka di Lombok Timur,” ujarnya. (**)